Ahad 16 Jun 2019 15:00 WIB

Jejak Islam di Turin

Sekitar 55 persen Muslim justru memilih tinggal di Italia Utara

Kota Turin, Italia
Foto: .anyairportcarhire.com/
Kota Turin, Italia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di negeri para uskup, Italia, Islam tersebar luas dan terus berkembang. Jika di masa lalu Muslimin hanya terpusat di bagian selatan Italia dekat Sisilia, sekarang ini Muslimin tersebar di setiap penjuru negara.

Sekitar 55 persen Muslim justru memilih tinggal di Italia Utara, 25 persen di pusat, dan hanya 20 persen di Selatan. Salah satu kota di Italia Utara yang memiliki cukup banyak penduduk Muslim, yakni Turin.

Berdasarkan data statistik PEW Forum, Muslim Italia berjumlah sekitar 36 ribu jiwa. Jumlah yang masih sangat minim atau di bawah satu persen dibanding total penduduk negara.

Namun, jika berdasarkan data dari laman Islam in Europe, jumlah tersebut terus meningkat tiap dekade. Pada 2000 ada 600 ribu Muslim di Italia, kemudian pada 2009 terdapat lebih dari 1,3 juta Muslim, dan saat ini jumlah Muslim Italia mencapai angka lebih dari 1,5 juta jiwa. Diprediksi pada 2030, jumlah Muslimin akan mencapai 2,8 juta jiwa. 

Adapun di Kota Turin, menurut Press TV, jumlah Muslimin sekitar 30 ribu jiwa atau sekitar 12 persen dari populasi kota. Dalam tayangan PressTV yang dapat disaksikan di Youtube, digambarkan pula kehidupan Muslimin di Kota Turin.

Mereka beraktivitas normal sebagaimana masyarakat umum yang mayoritas penganut Nasrani. Para Muslimah berhijab pun tampak bebas berjalan di jalanan umum dan pasar.

Reporter Press TV Max Civilli mengabarkan, Muslimin Turin tersebar di setiap penjuru kota, terutama di kawasan multietnis. Sehingga di area tersebut, muncul komunitas Muslim yang membuat mereka nyaman seperti rumah sendiri. Pasalnya, banyak Muslimin di sana yang merupakan imigran. Meski berkewarganegaraan Italia, mereka datang dari negeri-negeri Muslim.

Turin Councillor for integration Ilda Curti menuturkan, Kota Turin memang menjadi rumah banyak imigran. Sebagian besar imigran berasal dari Afrika Utara, Cina, Asia Selatan, dan Filipina. Jumlah mereka sekitar 20 ribu imigran, dengan 40 persen di antaranya merupakan usia muda yang lahir di kota tersebut. “Mereka lahir di Turin, tumbuh besar, dan sekolah di sini,” ujarnya.

Dengan banyaknya imigran, Pemerintah Kota Turin sangat menghargai toleransi. Mereka berusaha melindungi setiap komunitas masyarakat, termasuk Muslim. “Bagi sejarah Turin, kota ini layaknya laboratorium inovasi sosial,” kata Curti.

Dengan toleransi tersebut, Muslimin pun mendapatkan tempat yang nyaman di sana. Mereka bebas membangun masjid dan menyekolahkan anak di sekolah Islam. Bahkan, pendidikan Islam tengah diusulkan untuk masuk ke kurikulum sekolah umum. Islamic center juga tersebar di penjuru kota. Sedikitnya, terdapat delapan Islamic center yang menaungi komunitas Muslim di kota kelahiran Juventus tersebut.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement