Kamis 13 Jun 2019 20:35 WIB

Pesantren Sirnarasa, Menempa Diri Lewat Laku Tarekat Sufi

Jamaah manaqib di Pesantren Sirnarasa datang dari berbagai daerah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nashih Nashrullah
Pondok Pesantren Sirnarasa Digagas Jadi Destinasi Wisata Religi.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pondok Pesantren Sirnarasa Digagas Jadi Destinasi Wisata Religi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pesantren Sirnarasa yang terletak di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, ingin digagas menjadi destinasi wisata religi. Pasalnya, hampir setiap bulan pesantren yang dipimpin Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodri QS atau akrab disapa Abah Gaos itu, selalu ramai setiap bulannya oleh para jamaah yang melakukan manaqib.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, manaqib yang dilakukan di Pesantren Sirnarasa pada Kamis (13/6) itu dihadiri ribuan jamaah. Bukan hanya dari Priangan Timur dan sekitarnya, melainkan juga dari berbagai daerah lainnya.   

Baca Juga

M Niswan (46 tahun), salah satu jamaah manaqib dari Cengkareng, Jakarta Barat, mengatakan dirinya sengaja datang dengan istri dan dua anaknya. Dalam kesempatan manaqib kali itu, dia memamg sekaligus mengantar dua anaknya yang belajar di Pesantren Sirnarasa. Namun, jika tak sedang mengantar anaknya, Niswan dan istri juga rutin manaqib di Pesantren Sirnarasa.  

Menurut dia, banyak manfaat yang didapat dari manaqib yang langsung dipimpin oleh Abah Aos. Dia mengaku, jiwanya menjadi lebih bersih. "Karena kita belajar tasawuf. Di Jakarta memang banyak (tempat manaqib), tapi di sini menjadi sentra karana mursyid (Abah Gaos)," kata dia. 

Dia mengakatan, sudah sejak 2005 rutin manaqib di Pesantren Sirnarasa.  Hasilnya jelas, seletah rutin manaqib dirinya merasa lebih percaya diri, mampu mengontrol emosi dan pikiran, serta lebih optimistis dalam menjalani kehidupan.   

Namun, menurut dia, kekurangan fasilitas untuk jamaah yang manaqib masih menjadi persoalan. Pasalnya, setiap manaqib selalu ada ribuan jamaah yang datang. Sementara tempat penginapan di sekitar situ masih sangat terbatas. Niswan bahkan sengaja menyewa rumah penduduk sekitar selama setahun agar ketika datang dapat tidur dengan nyaman. "Fasilitas penginapan masih kurang, kamar mandi, karena saat hari H itu yang datang sampai ribuan, jadi ngantrenya lama," kata dia. 

photo
Dinding di Pesantren Sirnarasa, Kecamatan Panjalu, Kabuaten Ciamis, digambari mural bernuansa Islami, Kamis (13/6).

Sementara itu, salah satu jamaah lainnya, Muhammad Ilyas (41), sengaja datang dari Jakarta Timur untuk mengikuti kegiatan manaqib di Pesantren Sirnarasa. 

Menurut dia, sejak 1998 mengikuti manaqib di tempat itu, dirinya menjadi lebih baik. "Saya sendiri menjadi lebih iklhas dalam menjalani hidup. Jadi enggak dendam atau benci," kata dia. 

Dia mengaku, kali pertama manaqib di Pesantren Sirnarasa lantaran diajak kawannya. Awalnya, dia sama sekali tak tahu, apalagi mengerti, manfaat dari manaqib. Namun setelah menjalaninya sendiri, dia merasa tenang.

Dia berharap, ke depan akan semakin banyak umat Islam yang melakukan manaqib. "Saya ingin umat islam lebih baik mengerti tarekat. Karena semua masuk di situ. Dan mencari guru yang benar, benar ucapannya, ibadahnya, dan tingkah lakunya. Kalau mau mengerti, ya harus belajar dan menjalankan dulu," kata dia.   

Namun, sama seperti Niswan, salah satu kendala manaqib di Pesantren Sirnarasa adalah sulitnya penginapan. Padahal, jumlah jamaah yang datang setiap bulannya mencapai ribuan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement