REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Aulia Akbar
Ramadhan yang penuh berkah dan hikmah telah berlalu. Ramadhan merupakan bulan yang penuh didikan kesabaran, keikhlasan, semangat beribadah, serta kedermawanan.
Pada bulan Ramadhan, kaum Muslimin berupaya meningkatkan berbagai amal ibadah dan kesalehannya, baik yang bersifat ritual maupun sosial. Alangkah indahnya kalau semangat dan esensi Ramadhan itu terus hadir dalam kehidupan kita pada 11 bulan berikutnya.
Bukan sebaliknya. Begitu bersemangat untuk beribadah dan beramal saat Ramadhan, tetapi spirit beribadah kembali melemah usai Idul Fitri.
Ramadhan berasal dari kata Ramadha yang artinya 'membakar.' Membakar dosa-dosa, sifat-sifat buruk, dan hal-hal yang tidak baik lainnya dalam diri kita.
Bulan Syawal berasal dari kata Syawwala yang artinya 'meningkatkan.' Dengan demikian, seharusnya saat Ramadhan selesai dan Syawal datang, kita semakin rajin serta giat beribadah, baik ritual maupun sosial.
Salah satu didikan Ramadhan adalah kedermawanan. Puasa mengajari dan mengingatkan kita akan orang-orang lain yang bernasib tidak sebaik kita.
Kita tidak makan dan minum di siang hari bukan karena tidak punya makanan, melainkan hanya mematuhi aturan Allah mengenai puasa.
Padahal, makanan dan minuman tersedia di meja ataupun kulkas. Sementara itu, orang-orang miskin hampir tiap hari menahan makan dan minum karena memang tidak punya uang.
Muara puasa adalah takwa (QS al-Baqarah: 183). Salah satu ciri orang yang bertakwa adalah mereka yang selalu mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezekinya (QS Al-Baqarah: 3).
Alquran bertabur dengan puluhan ayat yang menyandingkan perintah shalat dan zakat/infak. Allah SWT menjanjikan pahala, ampunan, dan karunia yang sungguh luar biasa bagi mereka yang gemar bersedekah.
''Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit ....'' (QS Ali Imran: 133)
Sunah Rasulullah saw pun memuat puluhan bahkan ratusan perintah dan kisah yang menjelaskan keutamaan berzakat dan bersedekah.
Misalnya, "Siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah maka dicatat baginya (pahala) sebanyak 700 kali lipat." (HR Tirmidzi)
Kini, Ramadhan telah berlalu. Syawal mendatangi kita. Inilah momentum untuk meningkatkan amal ibadah kita, termasuk sedekah.