Kamis 06 Jun 2019 05:15 WIB

Membeli Waktu

Hidup manusia di dunia ini amatlah terbatas waktunya.

ilustrasi merenungi waktu dan dosa
Foto: jart-gallery.blogspot.com
ilustrasi merenungi waktu dan dosa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Iu Rusliana

Hidup manusia di dunia ini amatlah terbatas waktunya. Beruntunglah mereka yang lebih banyak mempergunakan waktu untuk beribadah kepada Allah. Dalam keterbatasan waktu, kita harus mampu membelinya agar kebahagiaan dunia dan akhirat diraih.

Bahkan, Allah SWT pun banyak bersumpah dengan menggunakan istilah waktu. Karena sangat berharga, belilah waktu dengan ibadah tiada jeda. Ibadah tiada jeda hanya mungkin ketika hati kita tak sedetik pun lalai untuk terus mengingat-Nya.

Ada tiga kunci agar kita dapat membeli waktu. Pertama, memelihara dan menguatkan iman. Dengan iman, kehidupan kita diorientasikan sepenuhnya kepada Allah SWT.  Kedua, memperbanyak amal kebaikan. Ketiga, saling menasihati dalam kebaikan dan dalam kesabaran.

Sebagaimana firman Allah SWT,  Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran, (QS al-Ashr [112]: 1-3).

Dengan iman, kehidupan akan terasa ringan dijalani. Orang beriman akan menggunakan waktunya sebaik mungkin dan berlomba dalam kebaikan. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan, (QS al-Baqarah [2]: 148).

Rasulullah SAW mengingatkan kita agar bersegera dalam beramal. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, Bersegeralah kalian beramal saleh sebelum kedatangan fitnah (ujian) yang seperti potongan malam. Seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman (mukmin), tetapi di sore harinya menjadi kafir; dan ada orang yang di sore hari dalam keadaan beriman, tetapi di pagi hari menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia. (HR Muslim).

Mengerjakan amal saleh dan saling menasihati itu membutuhkan ilmu. Dengan ilmu, kita akan terhindar dari kesia-siaan, sesuatu yang berlebihan atau kurang bermanfaat. Pengetahuan akan memandu mana yang baik dan benar atau salah. Akan tidak mungkin memberikan nasihat dan didengar nasihat kita bila tanpa ilmu.

Mengapa kita membutuhkan bekal iman, amal saleh, dan harus selalu saling menasihati dalam kebaikan dan sabar? Karena tantangan, situasi, dan kondisi antara generasi yang berbeda satu dan yang lainnya. Setiap generasi tumbuh dalam kondisi dan tantangan zaman yang berbeda.

Tiga kunci untuk membeli waktu itu juga memiliki makna agar kita menyiapkan generasi yang kuat dan sanggup berdinamika dengan zamannya masing-masing. Dibutuhkan kader-kader yang siap dari sisi akidah, kuat dan sabar dalam mengerjakan amal kebaikan, dan berlapang dada dalam menerima nasihat. Perintah saling menasihati juga mengandung makna bahwa tak ada keimanan dan kebaikan tanpa kekuatan ukhuwah.

Mereka yang bersabar mendapatkan kabar gembira. Allah SWT berfirman, Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Innalillahi wainna ilaihi rajiun.' Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk, (QS al-Baqarah [2]:155-157). Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement