Senin 20 May 2019 19:03 WIB

Ketum PBNU: Mari Khusyu Berpuasa, tak Perlu Ikut Aksi

Ramadan adalah bulan yang seyogyanya diisi dengan serangkaian amal ibadah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat membuka NU Expo 2019 di Banjar Jawa Barat
Foto: Republika/Andrian Saputra
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat membuka NU Expo 2019 di Banjar Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk tidak mengkuti Aksi Massa 22 Mei di Jakarta. Kiai Said mengajak kepada umat Islam untuk khusyu beribadah di Bulan Ramadhan. 

"Mari tetap khusyu menjalankan ibadah puasa. Tetap bekerja untuk kelangsungan hidup keluarga dan tidak perlu ikut aksi 22 Mei 2019," ujar Kiai Said dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (20/5). 

Baca Juga

Kiai Said juga meminta warga Nahdlatul Ulama untuk tidak ikut-ikutan rencana aksi tersebut dan tetap khusyu menjalankan ibadah, serta bekerja untuk kemaslahatan keluarga. Karena, menurut Kiai Said, itulah jihad yang sebenarnya.

"Itulah jihad yang sebenarnya," ucapnya. 

Kiai Said menjelaskan, bulan puasa disebut juga Syahrul Qur’an, syahrut Taqarrub dan Syahrul Ibadah. Menurut dia, Ramadan adalah bulan yang seyogyanya diisi dengan serangkaian amal ibadah yang positif dan luhur sesuai dengan anjuran Allah Swt. 

"Mari Bersama-sama menyemarakkan Ramadan dengan tarawih, tadarus, mengaji, memperkuat silaturahim dan amal ibadah yang bermanfaat lainnya," kata Kiai Said.

Kiai Said mengajak agar bersama-sama meninggalkan perbuatan-perbuatan yang membuat puasa kita menjadi percuma dan tak bernilai. Karena, menurut dia, tidak ada gunanya dan percuma berpuasa jika masih gemar menyebarkan hoaks dan menggunjing. 

"Percuma menjalankan ibadah puasa kalau tidak disertai dengan usaha menjaga mulut dan jari-jari agar tidak menyebarkan berita bohong, fitnah dan adu domba," jelas Kiai Said.

Sebagai bangsa yang berbudaya, Kiai Said juga mengajak untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan, yang merupakan dua hal yang sangat penting untuk dipertahankan sebagai bagaian dari menjaga keselamatan bangsa. Menurut dia, jika ada perbedaan pendapat, maka jarus sikapi dengan dewasa dan bijaksana. 

"JIka ada pihak yang merasa tidak puas dengan hasil Pemilu, silakan menempuh prosedur yang konstitusional ke bawaslu atau ke Mahkamah Konstitusi. Itulah cara yang mulai, elegan, dan beradab," kata Kiai Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement