Kamis 23 May 2019 15:38 WIB

Tentang Iman dalam Ajaran Islam (2-Habis)

Rukun Iman ada enam, berikut penjelasannya (bagian kedua)

(Ilustrasi) Rukun iman ada enam perkara
Foto: Republika/Mardiah
(Ilustrasi) Rukun iman ada enam perkara

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: ASM Romli

Keimanan kepada hari akhir adalah yakin bahwa setelah kehidupan dunia ini ada alam kehidupan yang kekal, yakni akhirat. Bahwa semua makhluk akan mati atau binasa, kemudian manusia dibangkitkan kembali untuk menjalani "kehidupan kedua".

Baca Juga

Di alam akhirat itulah manusia menjalani kehidupan sesungguhnya. Bahagia atau celakanya, ditentukan oleh amal perbuatannya selama di dunia ini. Di alam akhirat itulah pembalasan atas amal manusia dilakukan Allah.

Firman-Nya dalam QS Al-Zalzalah:6-8, artinya, Pada hari itu manusia akan pergi berpecah-pecah untuk diperlihatkan kepada mereka akan kerja-kerja mereka. Barangsiapa yang beramal kebaikan seberat timbangan atom, maka akan dilihatnya. Dan barangsiapa yang beramal kejahatan seberat timbangan atom, maka akan dilihatnya pula.

 

Adapun keyakinan akan adanya akhirat harus dibuktikan dengan pengumpulan bekal kita untuk kehidupan di sana. Yakni, berupa amal saleh. Beribadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama makhluk, sebagaimana diperintahkan-Nya. Hidup di dunia ini hanya sementara. Pergunakan sebaik-baiknya, jangan sampai terlena oleh kenikmatan duniawi yang melenakan, sehingga melupakan kita akan persiapan (amal saleh) untuk akhirat.

"Bukanlah orang yang paling baik darimu itu yang meninggalkan dunianya karena akhiratnya, dan tidak pula yang meninggalkan akhiratnya karena dunianya. Sebab, dunia itu penyampaian pada akhirat dan janganlah kamu menjadi beban atas manusia" (HR. Ibnu 'Asakir dari Anas).

Adapun beriman kepada takdir, yakni membenarkan adanya ketentuan Allah SWT. Yaitu, ketentuan yang menentukan nasib atau keadaan kehidupan kita. Nasib atau keadaan itu mengiringi amal yang kita kerjakan. Ibaratnya, orang rajin belajar tentu akan pandai dan lulus ujian.

Orang rajin bekerja tentu akan mendapatkan kekayaan. Orang beribadah tentu mendapat pahala. Sebaliknya, jika kita lalai beribadah, banyak berbuat dosa, tentu ketentuan Allah berupa azab akan menimpa kita.

Demikian pula jika kita menjalani kehidupan ini sesuai syariat Islam, tentu kebahagiaan hidup dunia-akhirat akan mengiringi kita. Sebaliknya, jika kita mengabaikan syariat Islam, apalagi melecehkannya, maka keterpurukan akan menimpa kita karena kita menyimpang dari rel yang sudah ditetapkan.

Jika kita rajin menjaga kondisi tubuh, dengan olahraga misalnya, kesehatan jasmani kita tentu akan terpelihara. Begitu seterusnya.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement