Kamis 23 May 2019 15:22 WIB

Ketika Insan Bertauhid Diibaratkan Seperti Pohon yang Baik

Seorang Muslim yang bertauhid sifatnya diibaratkan seperti pohon yang baik

Tauhid (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Tauhid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT menganalogikan orang-orang bertauhid seperti sebuah pohon.

"Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (QS Ibrahim: 24-25).

Baca Juga

Seorang Muslim yang memahami kalimat tersebut, kehidupannya akan mencerminkan karakteristik sebuah pohon yang kuat lagi banyak manfaatnya. Ada empat sifat "pohon tauhid."

Pertama, bahwa ketauhidan dan mahabbatullah akan terhunjam dalam lubuk hati bagaikan sebuah pohon yang akarnya teguh menghunjam ke bumi. Ia senantiasa lentur diterpa angin, kokoh tidak tercerabut.

Seseorang yang telah bertauhid sepenuhnya akan menjalani hidup dengan ringan. Ia pun akan mampu menghadang segala macam godaan dan tipuan duniawi yang menjerumuskan.

Kedua, ketauhidan yang telah tertancap kokoh di hati akan membawa seorang Muslim ke puncak prestasi. Ia akan menjadi mercusuar bagi umat yang lain seperti sebuah pohon yang cabangnya menjulang ke langit. Pribadi-pribadi semacam ini dapat kita saksikan pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat.

Berbekal ketauhidan mereka dapat menggapai puncak prestasi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam politik, militer, ilmu pengetahuan, hingga lapangan spiritual.

Kalimat tauhid telah pula membawa mereka dari kegelapan kepada cahaya terang benderang; dari suku barbar menjadi suku paling disegani sebagai pembawa cahaya kemajuan bagi dunia.

Ketiga, ketauhidan akan melahirkan ketaatan dan penghambaan total kepada Allah, seperti sebuah pohon yang menghasilkan buah-buahan segar, harum, lezat, dan bergizi pula.

Ketauhidan akan berbuah ketaatan dan amal serta pembebasan manusia dari segala macam belenggu. Seseorang yang mengenal Allah tentu akan memahami tujuan hidupnya. Tujuan untuk apa ia diciptakan, sehingga ia akan menjalani hidup dengan penuh vitalitas dan beribadah dengan penuh keikhlasan.

Keempat, seorang Muslim yang telah bertauhid akan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungannya, menjadi peneduh orang yang kepanasan, dan akhlaknya sedap dipandang mata; bagaikan sebuah pohon yang selalu ramah lingkungan, teduh, dan menyedapkan pandangan.

Sayyid Muhammad Wakil dengan kata-kata yang indah menggambarkan karakter pribadi ini: "Hiduplah sebagai seorang sahabat yang terbaik bagi segenap temanmu. Jadikanlah namamu sebagai perlambang bantuan bagi orang-orang yang tertindas. Dan, jadikanlah dirimu sebagai pohon hijau yang rindang bagi istirahatnya orang-orang lelah dan kepanasan".

Tidak mudah untuk menggapai kualitas hidup seperti itu. Seseorang yang telah "mendaftarkan diri" sebagai Muslim secara verbal harus diuji dalam pergumulan hidup yang nyata, sehingga nyata seberapa jauh kualitas keimanannya (QS 29: 2-3).

Bentuk ujiannya beraneka ragam. Tapi semua terfokus pada satu hal, yaitu sejauh mana kita mendahulukan perintah Allah di atas kehendak pribadi maupun golongan.

Karena itu, seorang Muslim, dalam kondisi apapun, harus terus memupuk dan menyiram pohon ketauhidan tersebut, hingga keimanannya semakin sempurna. Ilmu dan mahabbah adalah pupuk dari pohon tauhid, selain bahwa kesempurnaan seorang hamba tergantung pada kedua hal tersebut.

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengungkapkan bahwa sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu tentang Allah dan mahabbah tertinggi adalah mencintai-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement