REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irwan Kelana
Seringkali kalau menyebut Ramadhan, kita langsung terbayang kewajiban untuk menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Plus, keharusan bangun menjelang dini hari untuk makan sahur.
Padahal, sebetulnya Ramadhan itu lebih dari sekadar bulan kewajiban. Ramadhan merupakan bulan untuk meminta dan berdoa.
Kalau tidak, mana mungkin Nabi Muhammad saw bersabda, "Bagi orang yang puasa, tak ada doanya yang ditolak."
Kalau kita perhatikan ayat-ayat Alquran yang berkait dengan perintah puasa, ada jalinan antara perintah berpuasa (al-Baqarah: 183-185) dan perintah untuk berdoa (al-Baqarah: 186).
Alangkah indah arti ayat 186 surah al-Baqarah itu: "Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (hai Muhammad) tentang Aku, katakanlah bahwa Aku ini dekat. Aku mengabulkan doa mereka yang meminta kepada-Ku. Karena itu, hendaklah mereka menuruti perintah-Ku, dan beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka beruntung."
Susunan ayat-ayat yang berdekatan ini merupakan rahasia Allah yang amat tinggi. Bahwa Allah swt, Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, mempersilakan setiap Muslim untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan berdoa sebanyak mungkin.
Ketika hati kita begitu bening, saat nafsu kita lebih dapat kita kendalikan, waktu kesabaran dan kepasrahan kita menebal, itulah momentum terindah bagi kita untuk memohon kepada-Nya.
Selama Ramadhan, siang maupun malamnya, penuh dengan waktu-waktu yang mustajabah (dikabulkan segenap doa).
Sebut saja, seusai berbuka puasa, seusai sahur, tiap-tiap selesai shalat fardhu, saat shalat sunah dhuha (pagi hari) dan tahajjud (lewat tengah malam), serta di antara kegiatan tadarus (membaca dan mempelajari) Alquran.
Maka, jangan sia-siakan kesempatan yang amat berharga selama Ramadhan. Mari kita turuti anjuran Allah swt untuk mengajukan segenap permintaan kepada-Nya.
Sebagai makhluk yang lemah, kita pasti mempunyai banyak sekali kebutuhan kepada Allah swt. Baik menyangkut keselamatan hidup dunia akhirat, kesejahteraan dan rezeki, kesehatan, pekerjaan dan karier, keharmonisan rumah tangga, anak yang saleh, lulus ujian sekolah maupun lunas utang-utang, mudah menagih piutang, sampai kepada urusan jodoh.
Kepada siapakah lagi kita akan mengadu kalau bukan kepada Allah Yang Maha Gagah dan Maha Penolong? Mengapa harus merasa malu untuk mengungkapkan segala keinginan dan keluhan kita kepada-Nya? Tak ada jarak yang memisahkan kita dan Dia. Mohonlah pada-Nya segala hajat hidup kita, bahkan yang paling pribadi sekalipun.