REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Akselerasi Guru Besar Kementerian Agama (Kemenag) yang dilaksanakan pada 2018 lalu kini mulai menuai hasil. Sebanyak empat dosen yang mengikuti program ini sudah ditetapkan menjadi guru besar. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam, Arskal Salim GP mengapresiasi kerja keras semua pihak hingga program ini telah memberikan capaian yang cukup membanggakan. "Kami ucapkan selamat kepada empat guru besar yang sudah ditetapkan Kemenristekdikti. Hal ini menjadi energi baru bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam memperkuat sumber daya manusia dan kelembagaan," ujarnya dalam keterangan yang diterima Republika.co.id,Jumat (10/5).
Program ini disebutnya mengakselerasi penambahan jumlah guru besar di PTKI. Untuk diketahui, dalam kurun waktu kurang dari setahun setelah empat orang itu menyelesaikan program akselerasi Kemenag, mereka lalu dilantik menjadi guru besar.
Penetapan guru besar yang baru dinilai memberikan energi positif bagi kerja Subdit. Seperti diketahui, proses untuk menjadi guru besar membutuhkan proses yang panjang dan kerja keras. "Menjadi tugas Subdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kemenag. Penambahan dan penetepaan Guru besar merupakan berita yang menggembirakan kita semua," ujar Kasubdit Ketenagaan Syafii.
Keempat Guru Besar yang dimaksud adalah Khalifah Bustami dari UIN Makasar, Syamsul Ma'arif dari UIN Semarang, Muhammad Nuryasin berasal dari UIN Malang, dan Siti Fatimah dari UIN Raden Intan Lampung.
“Saat ini masih ada tiga kandidat guru besar yang sedang dalam proses penentuan/penilaian Kemenristekdikti, yakni; Ema Marhumah (UIN Jogjakarta), Zulkifli (IAIN Kendari), dan Umi Sumbulah (UIN Malang). 15 orang lagi akan menyusul dalam proses pengajuannya," lanjutnya.