REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Botani menjadi salah satu kajian dalam biologi yang mempelajari tumbuh-tumbuhan. Kajian ilmu ini mulai diteliti ilmuwan Muslim pada abad ke-8 Masehi. Di era itu, para ahli botani Muslim sudah berhasil menemukan beragam cara pembiakan tanaman.
Dari karya tulisan abad pertengahan, muncul nama Al-Asma'i (740-828 M). Penulis buku tersohor Kitab al-Nabat wa-'l-Shajar ini menyebutkan, para ahli botani Muslim berhasil menyempurnakan istilah-istilah dalam ilmu tumbuhan.
Mereka memberi nama pada tumbuh-tumbuhan berdasarkan perbedaan ataupun persamaan pada fisiknya. Jenisnya pun dibedakan menjadi pohon-pohonan, bunga-bungaan, buah-buahan hingga sayur-sayuran.
Sayangnya, karya serta catatan hasil penelitian para ahli botani Muslim banyak yang lenyap. Misalnya, hasil riset Al-Shaybani (820 M), Ibnu Al-Arabi (844 M), Al-Bahili (845 M), dan Ibnu as-Sikkit (857 M). Rangkuman karya mereka hanya terkutip di buku-buku karya Abu Hanifa Al-Dinawari, Ibnu Sidah, dan sejumlah ahli botani lainnya.
Sejalan dengan perkembangan penyebaran agama Islam, tingkat kepakaran para ahli botani Muslim turut bertambah pula. Salah satu pendorong kepakaran itu adalah perjalanan mereka ke daerah-daerah yang menjadi pusat perdagangan dunia, seperti kawasan Timur Tengah, India, dan Afrika Utara.
Di daerah-daerah itu, mereka menemui ragam tetumbuhan baru. Setelah menelitinya, mereka kemudian menciptakan nama untuk tumbuhan itu dan seringkali diganti dengan nama khas dalam bahasa Arab.
Salah satu ahli botani Muslim, Ibnu Hajjaj, dalam bukunya Sufficient, telah mampu mengelompokkan tumbuhan dengan nama yang sistematis. Begitu pula, Al-Djahiz dan Ibnu Qutayba yang menggambarkan perbedaan spesifik dalam keragaman tumbuhan. Sementara Jabir ibnu Hayyan menyebut beragam jenis tanaman untuk ramuan obat.
Kekhasan pakar botani Muslim lainnya dimiliki Abu Ubaid al-Bakri. Dialah yang pertama kali mengelompokkan tumbuhan berdasarkan genus, spesies, dan varietas. Semuanya dituangkan dalam karya 'Umdat al-Tabib fi Ma'rifat al-Nabat li-Kull Labib. Pengelompokan tadi didapatkannya setelah menjelajahi kawasan Andalusia.
Di Andalusia juga pernah dijumpai pakar botani andal, Ibnu Bajja (1138 M). Bukunya Kitab al-Nabat membahas fisiologi tumbuhan beserta varietasnya. Dia juga membagi tanaman berdasarkan keberadaan bagian utamanya serta ada tidaknya bagian untuk reproduksi.
Para ilmuwan Muslim menemukan fakta, berbagai perbedaan fisiologi tanaman terbentuk karena perubahan topografi. Perbedaan karakter tanah pun menjadi pembentuknya. Berdasarkan kesimpulan ini, mereka pun membagi jenis tanaman berdasarkan tempat tumbuhan ditemukan, apakah itu di daerah gurun, gunung, lembah, hutan, danau, tepi pantai, tanah berpasir, hingga tanah berhumus.
Mereka juga menyimpulkan, sebagian besar tumbuhan hidup di permukaan daratan bumi, sementara beberapa di antaranya tumbuh di air. Ada pula yang tumbuh di atas bebatuan. Ali botani asal Cordoba, Ibnu Juljul, secara khusus mempelajari tumbuhan berdasarkan lokasi geografisnya.