REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama besar bernama Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitabnya At-Tawwabin (Orang-orang yang bertobat), mengungkapkan kisah-kisah tobatnya para nabi, antara lain, Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, dan Nabi Yunus AS.
Nabi Nuh AS, misalnya, pernah ditegur Allah SWT atas kekeliruan yang tak diketahuinya. Awalnya, ia berpikir bahwa keluarga adalah orang yang harus dibela, walaupun tak patuh kepada Allah SWT.
Nabi Nuh pun memohon dan memanjatkan doa. "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar." Namun di hadapan Allah SWT, sekalipun anak atau istri, kalau tak seiman, tak mengikuti tuntunan Allah, mereka bukanlah keluarga.
Lalu, Allah SWT menegur Nabi Nuh AS, "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) yang tidak baik. Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tak mengetahuinya (hakikatnya). Sesungguhnya, Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
Menurut Ibnu Qudamah, Nabi Nuh AS pun tersadar dari kesalahannya. Ia lalu bertobat, menangis selama tiga ratus tahun lamanya, sehingga dari tetesan air matanya tebentuklah kubangan seperti telaga.
Dalam tobatnya, Nabi Nuh AS berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahuinya (hakikat). Dan, sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."