Selasa 16 Apr 2019 18:56 WIB

Kampanyekan Islam, Malaysia Gelar Tahfiz dan Tilawah Alquran

Lomba tahfiz dan tilawah Alquran diikuti 71 negara.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Membaca Alquran. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Membaca Alquran. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Majlis Tilawah dan Penghafalan Alquran Internasional digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Acara yang dihelat di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) ini berlangsung selama lima hari mulai Senin (15/4) malam hingga 20 April mendatang. 

Kegiatan ini diikuti 107 peserta yang datang dari 71 negara. Acara edisi ke-61 ini mengangkat tema "Welas Asih untuk Umat Membawa Rahmat."

Baca Juga

Pada malam pembukaan, empat peserta membacakan Alquran. Peserta tersebut termasuk Harit Puang-Manee (Thailand), Mohammed Zalef Atiyah (Irak), Man Mariyas (Kamboja), dan Mammadov Tural Ikhtiyar (Azerbaijan). 

Saat pembukaan acara, Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri, Fuziah Salleh, menyambut para juri dan peserta kegiatan penghafalan dan pembacaan (tilawah) Alquran ini. 

Fauziah mengatakan, partisipasi dari berbagai negara itu melambangkan dukungan dan dorongan mereka kepada pemerintah Malaysia. Meskipun, para peserta berasal dari ribuan mil jauhnya. Namun, mereka masih bersedia untuk berpartisipasi dalam acara bergengsi tersebut. 

"Ini adalah harapan saya bahwa setiap orang akan mengambil kesempatan ini untuk mengenal Malaysia lebih baik dan lebih dekat, bertukar pandangan dan informasi, mengalami budaya satu sama lain, dan yang paling penting, menghargai esensi dari ayat-ayat Alquran," kata Fuziah, dilansir dari Bernama, Selasa (16/4).   

Dia mengatakan, Sekretariat juga telah menyelenggarakan serangkaian acara tur untuk para peserta dan juri. Kegiatan itu merupakan bagian dari acara tersebut dalam rangka mengenalkan Malaysia kepada dunia. 

Selain itu, Fuziah juga mengatakan Malaysia mempromosikan nilai-nilai dan budaya Islam melalui pesan rahmatan lil’alamin dan maqashid syariah. 

"Ini diterjemahkan melalui tindakan dan kepribadian superior seseorang, dan dengan demikian membentuk model negara Islam multi-rasial yang dapat ditiru dunia luar," tambahnya.

Acara ini nantinya akan ditutup oleh Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement