REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring dengan banyaknya literasi keagamaan braille, girah umat Islam penyandang disabilitas dalam mempelajari dan menjalankan ajaran agama dinilai meningkat. Bahkan, difabel Muslim Indonesia banyak membuat majelis-majelis taklim.
"Semakin hari, semakin meningkat (girah beragama difabel--Red). Ada beberapa majelis taklim yang diinisiasi oleh teman-teman disabili- tas, baik itu tunarungu, tunanetra, atau tu- nadaksa dan disabilitas yang lain," ujar Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Gufroni Sakaril kepada Republika,belum lama ini.
Menurut dia, kaum difabel Muslim juga sudah banyak mengikuti kajian-kajian keislaman yang diadakan oleh majelis taklim. Dia pun bersyukur dengan adanya buku-buku fikih difabel.
"Alhamdulillah, ada buku fikih disabilitas atau buku braille untuk disabilitas, ini akan lebih banyak membantu lagi mereka. Jadi, di majelis takim itu saling belajar," ucap Gufroni.
Dia pun berharap, buku-buku fikih ibadah khusus difabel disebarluaskan lagi dengan didukung berbagai media lainnya, seperti audio ataupun video, sehingga lebih mudah diakses oleh teman-teman difabel.
"Syukur-syukur kalau ada beberapa instansi atau lembaga, mungkin Kemenag itu website- nya itu ada yang bisa diakses oleh, misalnya, teman-teman tunanetra," kata Gufroni.
Jika kalangan difabel membuka website tersebut, mereka akan bisa mengakses fikih di- fabel yang dilengkapi dengan audio. Mereka akan bisa lebih mudah menyerap ajaran agama.