Rabu 17 Apr 2019 04:37 WIB

Kebakaran Notre-Dame Jadi Celah Kampanye Islamofobia

Sementara, organisasi-organisasi dan tokoh-tokoh publik Muslim berbagi keprihatinan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Hasanul Rizqa
Katedral Notre-Dame di Paris terbakar
Foto: AP
Katedral Notre-Dame di Paris terbakar

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Politikus sayap kanan di Eropa menghubung-hubungkan kebakaran yang telah melanda Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, dengan klaim peningkatan intoleransi terhadap umat Kristiani di Eropa.

Hal itu disampaikan politikus Partai Alternatif Jerman (AfD) Alice Weidel. Dia juga merupakan pemimpin kelompok parlemen Jerman dari partai oposisi terbesar itu. Dalam hal ini, dikaitkannya insiden kebakaran tersebut dengan serangan-serangan sebelumnya di Perancis.

Baca Juga

"Selama Pekan Suci, NotreDame terbakar. Maret lalu, gereja terbesar kedua Saint-Sulpice terbakar. Februari lalu, 47 serangan terjadi di Prancis," tulis Weidel di akun Twitter pribadinya, dilansir Aljazeera, Rabu (17/4). "Observatorium tentang Intoleransi dan Diskriminasi terhadap orang Kristen di Eropa mengalami peningkatan yang signifikan," tambahnya.

Selain mengaitkannya dengan dugaan intoleransi, Weidel juga menyinggung keberadaan imigran dan Muslim di Eropa. Sementara itu, organisasi-organisasi dan tokoh-tokoh publik Muslim berbagi keprihatinan mereka atas konspirasi yang menyebar di media sosial dan di media Prancis dan Barat.

Ali Abunimah, salah satu pendiri Electronic Intifada, sebuah majalah online yang mendokumentasikan pendudukan Israel, memperingatkan dalam sebuah posting Twitter bahwa sebuah narasi sedang dibuat "berdasarkan apa-apa". Tell MAMA, sebuah kelompok Inggris yang memantau kejahatan rasial, menyerukan kepada orang-orang untuk "menolak narasi Islamophobia".

Kebakaran menggemparkan Paris pada Senin (15/4). Bencana ini menghancurkan sebagian besar atap Katedral. Api baru bisa dijinakkan sekitar 15 jam setelah hampir seluruh bagian atas gereja hangus. Para pejabat dan aparat masih menyelidiki penyebab dari kebakaran tersebut.

Media Prancis melaporkan bahwa kebakaran itu mungkin terkait dengan pekerjaan renovasi. Namun, para penganut sayap kanan (alt-right) justru memanfaatkan kejadian ini untuk menyebarkan teori konspirasi dan menyindir umat Muslim, dengan menuduhnya sebagai dalang di balik terbakarnya bangunan bersejarah Paris itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement