Sabtu 13 Apr 2019 04:31 WIB

Dalam Sejarah, Masjid Istiqlal Pernah Dua Kali Dibom

Teror pertama terjadi pada 14 April 1978 dan teror bom kedua pada 19 April 1999.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang pria shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang pria shalat di Masjid Istiqlal, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal pernah mengalami teror bom sebanyak dua kali. Hal itu disampaikan Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Jumat (13/4). Istiqlal pernah mengalami teror pertama terjadi pada 14 April 1978. Sedangkan teror kedua terjadi pada 19 April 1999. "Tapi kasusnya enggak terungkap otak pelakunya. Katanya eksekutornya itu gelandangan, yang meletakkan bom itu," tutur Abu.

Teror bom pertama 14 April 1978, meledak di dekat mimbar. Abu menjelaskan, bom tersebut tidak menimbulkan kerusakan berarti. Hanya kerusakan kecil pada lantai dan dinding masjid. "Hanya lecet-lecet saja karena kokohnya bangunan," ucapnya.

Baca Juga

Sedangkan dalam teror kedua, 19 April 1999, meledak di lantai dasar Masjid Istiqlal. Ledakan tersebut menyebabkan sebagian kaca ruangan di lantai dasar pecah. "Saat inspeksi, Presiden Habibie kemudian memerintahkan untuk dipasangnya pagar," tutur Abu.

Sebelum peristiwa bom kedua, Masjid Istiqlal memang didesain terbuka. Istiqlal didesain tanpa pintu dan jendela. Setelah bom tersebut, pihak Istiqlal kemudian memasang pintu dan pagar. "Istiqlal pada dasarnya didesain terbuka tanpa pintu dan jendela," kata Abu

Kemudian, Abu menuturkan, ia tidak habis pikir dengan peristiwa bom tersebut. Padahal menurutnya, Istiqlal selalu dijaga agar senantiasa mengayomi seluruh masyarakat Indonesia. Istiqlal membuka diri kepada semua orang, dengan segala macam latar belakang etnis dan agama.

Hingga saat ini, Abu menjelaskan, Istiqlal dikelola berdasarkan nilai Islam, rahmatan lil alamin. Ia menambahkan, Imam Besar Istiqlal saat ini, Nasaruddin Umar, memiliki program menjadikan Istiqlal sebagai paru-paru spiritual dunia. Pernyataan tersebut diungkapkan Nasaruddin Umar saat pertama kali terpilih sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement