Rabu 10 Apr 2019 16:27 WIB

Ada Dua Masjid Bantuan Pemerintah Indonesia di Luar Negeri

Dua masjid tersebut berada di Amerika dan Afghanistan,

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Gedung Kemenag
Foto: dok. Republika
Gedung Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai negara dengan mayoritas Muslim, Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian kepada negara-negara yang membutuhkan masjid. Menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Bimas Islam Kemenag) Muhammadiyah Amin, ada dua masjid bantuan Pemerintah Indonesia yang dibangun di luar negeri. Masjid tersebut berada di Maryland, Amerika Serikat, dan di Kabul, Afghanistan.

"Pemerintah Indonesia melalui Kemenag sudah membantu pembangunan dua masjid di luar negeri. Nilai manfaatnya tinggi sekali, paling tidak komunitas Muslim Indonesia di sana merasa memiliki karena masjid itu dibangun dengan bantuan pemerintah Indonesia," kata Amin saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (10/4).

Baca Juga

Ia menuturkan, Pemerintah Indonesia membantu kekurangan dana untuk rencana pembangunan masjid di Maryland, AS, sebesar Rp 22 miliar. Masjid ini berdiri di Georgia Avenue, Silver Spring, Maryland, AS. Masjid bernama Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) tersebut diresmikan oleh presiden Indonesia yang menjabat saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada 25 September 2014. 

Bangunan masjid ini dibangun di atas lahan seluas 1,15 hektare. Sebenarnya, bangunan masjid ini mengalihfungsikan bangunan sebelumnya yang merupakan gereja.

Selanjutnya, Amin menuturkan Indonesia juga membantu pembangunan masjid di ibu kota Afghanistan, Kabul. Masjid yang diberi nama as-Salam itu berada di Indonesian Islamic Center (IIC) di daerah Ahmad Shah Baba Mina. Menurut Amin, anggaran yang dialokasikan untuk membangun masjid di lokasi tersebut ialah sebesar Rp 5 miliar. 

Masjid tersebut diresmikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan Anshory Tadjuddin pada Juni 2015. Selain sebagai tempat ibadah, IIC dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas di bidang pendidikan dan kesehatan, sekaligus menjadi pusat kebudayaan Indonesia di Afghanistan. 

Amin melanjutkan, keberadaan masjid dan Pusat Islam yang dibangun pemerintah Indonesia di luar negeri dirasakan manfaatnya oleh komunitas Muslim di sana. Saat perayaan hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, misalnya, ia mengatakan, Muslim Indonesia bisa berkumpul dan memanfaatkan masjid tersebut. 

Bangunan masjid itu sendiri tidak hanya dimanfaatkan oleh Muslim Indonesia, tetapi juga oleh warga Muslim lainnya di sekitar masjid. Menurut dia, warga setempat di sekitar masjid juga menunjukkan antusiasme mereka terhadap keberadaan masjid tersebut. Karena selain tempat ibadah, masjid juga digunakan untuk mengadakan kajian keIslaman atau keagamaan. 

Amin menambahkan, tidak ada pengangkatan imam secara khusus di masjid-masjid tersebut. Umumnya, komunitas Muslim Indonesia yang memiliki pemahaman keagamaan bisa menjadi imam di sana.

"Tidak ada imam tetap seperti halnya masjid di Indonesia," ujarnya.

Secara umum, ia mengatakan, tidak ada tantangan dalam pembangunan masjid di luar negeri. Pasalnya, pihak yang paling banyak berperan dalam pembangunan masjid di luar negeri adalah kedutaan besar di sana. Sementara itu, ia mengatakan, pihaknya tidak memiliki data terkait masjid di luar negeri yang dibangun tidak melalui Kemenag.

"Kemenag belum mendapatkan informasi tentang keberadaan masjid lain di luar negari, yang bukan masjid yang dianggarkan oleh Kemenag," ujarnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement