REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masalah paling serius bagi umat Islam adalah adanya pengafiran kaum Muslim dan fatwa yang menghalalkan tindakan membunuh dan memerangi selain mereka.
Grand Sheikh al-Azhar, Mesir, Ahmad ath-Thayyib mengatakan, masalah tersebut merupakan bencana besar yang diderita masyarakat Muslim saat ini.
Syekh ath-Thayyib pernah menduga orang yang senang mengafirkan sesama Muslim itu akan membebaskan diri dari penyakit tersebut. Namun, justru dia dikejutkan dengan banyaknya pembunuhan, penghancuran, dan masyarakat tak berdosa.
Yang lebih menyakitkan lagi bahwa kejahatan-kejahatan itu atas nama Islam. Bahkan, operasi-operasinya yang menghancurkan itu dieksekusi dengan iringan tahlil dan takbir karena dianggap sebagai jihad dan mati syahid di jalan Allah.
Namun, menurut dia, fenomena pengafiran pihak yang berbeda pendapat ini bukan hal baru dalam masyarakat Islam. Hal ini juga pernah terjadi di awal sejarah Islam, di mana pada saat itu mereka terjerumus ke dalam bencana ini. Kini, sebagian masyarakat Islam modern pun jatuh ke lubang yang sama.
Menurut Syekh ath-Thayyib, seperti dinukilkan dari buku berjudul Jihad Melawan Teror, karya Syekh Ahmad ath-Thayyib, yang diterjemahkan Baba Salem dan diterbitkan Lentera Hati, kelompok-kelompok pengafiran modern itu lahir di penjara-penjara dan ruang-ruang tahanan, sebagai akibat dari politik kekerasan dan penyiksaan yang dialami para pemuda. Mereka berafiliasi kepada sejumlah gerakan Islam tertentu. Kelompok pengafiran tersebut muncul pada 1967.
Kendati demikian, ada yang berpendapat bahwa paham pengafiran di zaman modern ini tidak lahir di tangan para pemuda yang mengafirkan penguasa dan masyarakat dari penjara-penjara mereka.
Tapi, mereka lahir pada 1968 di penjara juga, di tangan kelompok yang menamakan diri Jama'at al-Muslimin, yang kemudian terkenal dengan nama Jama'at at-Takfir wa al-Hijrah, lalu memengaruhi banyak oraganisasi Islam lain setelah itu.
Jadi, pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di dalam penjara saat itulah yang mendorong para pemuda untuk menganut ideologi-ideologi rusak dan konsep-konsep yang menyimpang dari ajaran Islam rahmatal lil alamin.
Namun, penjara bukan satu-satunya sebab kembali paham takfiri di zaman modern ini. Menurut Syekh ath-Thayyib, ada sebab lain yang mendorong orang untuk mengafirkan orang lain, yaitu adanya warisan pemikiran ekstrem dan radikal dalam pemikiran Islam.