REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai seorang pemuda berotak encer, Ali al-Tabari juga sangat mahir berbahasa Suriah dan Yunani. Nama besarnya dicacat dan diabadikan dalam dalam karya muridnya Muhammad Ibnu Zakariya al-Razi alias Rhazes, fisikawan agung.
Al-Tabari dinilai muridnya sebagai seorang guru yang berdedikasi tinggi. Tak heran, jika murid-muridnya juga meraih kesuksesan seperti dirinya, salah satunya al-Razi.
Ia mengajari al-Razi ilmu pengobatan saat menetap di wilayah Rai. Lalu dia hijrah ke Samarra dan menjadi sekretarisnya Mazyar ibnu Marin. Meski begitu, ia kalah pamor dibanding, muridnya al-Razi.
Kitab Firdous al- Hikmah atau (Paradise of Wisdom) merupakan adikarya sang psikolog. Ia menghasilkan karya pertamanya dalam bidang pengobatan. "Dia merupakan orang pertama yang mengusung ilmu kesehatan anak-anak dan bidang pertumbuhan anak,"ujar Amber Haque dalam bukunya berjudul Psychology from Islamic Perspective: Contributions of Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists.
Kitabnya yang monumental itu juga diterjemahkannya ke dalam bahasa Suriah. Al-Tabari memiliki dua kompilasi untuk karya nya yang dinamakan Deen-al- Doulat dan Hifdh al- Sehhat.
Adikarya sang ilmuwan itu bisa ditemukan di perpustakaan Universitas Oxford, Inggris. Al-Tabari tutup usia pada tahun 870 M, namun namanya hingga kini tetap abadi.