REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan di dalamnya penuh keberkahan. Itulah masa yang di dalamnya Alquran diturunkan ke bumi. Dalam hal ini, malam turunnya Alquran diistilahkan sebagai Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar artinya 'malam penentuan.' Keutamaan malam itu besar sekali karena menjadi saksi turunnya Alquranul Karim, Kitabullah yang memimpin segenap umat menuju ke jalan kemuliaan dan keagungan.
Umat Islam yang mengikuti jejak dan suri teladan Rasulullah SAW, setapak demi setapak, selangkah demi selangkah tidak usah mengibarkan bendera atau membangun gapura dalam menyambut datangnya malam itu. Yang utama, berlomba-lomba bangun malam (qiyamul lail) dengan penuh keimanan dan keikhlasan.
Keutamaan malam Lailatul qadar ini sangat jelas digambarkan di dalam Alquran Surat Al Qadr ayat 1 sampai 5 yang artinya, ''Sesungguhnya telah kami turunkan (Alqur'an) pada Lailatul Qadar. Tahukan engkau apakah Lailatul Qadar? Lailatul Qadar (malam qadar) itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada malam itu para malaikat dan ruh (Jibril) turun dengan ijin Rab mereka untuk mengatur berbagai urusan. Selamatlah pada malam itu, sampai terbit fajar.''
Keterangan paling tepat mengenai waktunya pada hari-hari ganjil pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, seperti yang disyaratkan oleh Aisyah RA, katanya, ''Rasulullah SAW selalu beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan dan bersabda: 'Dapatkanlah Lailatul Qadar pada hari-hari ganjil pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. (HR Bukhari).
Bagi seorang hamba yang lemah atau tidak mampu supaya jangan sampai tidak berusaha pada ketujuh hari terakhir itu seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar katanya, ''Rasulullah SAW bersabda, ''Dapatkanlah pada sepuluh hari terakhir, kalau salah seorang dari kalian tidak sanggup jangan sampai tidak berusaha pada ketujuh sisanya itu.'' (HR Asy Syaikhan).
Malam Lailatul Qadar penuh keberkahan, siapa yang tidak berhasil mendapatkannya maka ia telah kehilangan seluruh kebajikan dan tiada kehilangan dari padanya melainkan rugi. Karena itu sangat dianjurkan kepada orang Islam yang taat kepada Allah supaya menghidupkan malam-malam itu dengan penuh keimanan dan keikhlasan, mengharapkan imbalan pahala-Nya yang besar. Kalau ia melakukannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Sabda Rasulullah SAW, ''Siapa yang bangun di malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan keikhlasan, diampuni dosa-dosanya yang lalu.'' (Muttafaqun 'alaihi).
Pada malam itu orang dianjurkan memperbanyak doa. Menurut Aisyah RA katanya, 'Saya bertanya: Ya Rasulullah, kalau saya tahu malam itu adalah Lailatul Qadar, apa yang saya ucapkan pada saat itu.'' Beliau menjawab: ''Ya Allah sungguh Engkau Maha Pengampun, Engkau suka memberi ampun maka berilah ampunan kepadaku.'' (lihat Shahih Al-Jami)
Kapan Lailatul Qadar?
Rasulullah SAW melukiskan juga kepada kita pada pagi hari Lailatul Qadar itu, supaya kaum Muslimin mengetahui juga tanda-tanda malam itu. Dibawakan oleh Ubayya RA katanya: ''Pagi malam Lailatul Qadar itu mataharinya terbit tanpa sinar seolah-olah sebuah wadah dari tembaga, hingga ia naik.'' (HR Muslim, Ahmad dan Al-Baghawi)
Pahala orang yang mendapatkan Lailatul Qadar sangat besar. Maka bulatkanlah tekad kita untuk bisa menghidupkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan itu, menghidupkannya dengan banyak beribadat dan menjauhi wanita dan dianjurkan pula semua keluarga untuk memperbanyak taat di dalamnya.