REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Arab yang tinggal di gunung datang kepada Rasulullah SAW suatu hari. Dia meminta nasihat tentang agamanya. Maka beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah."
"Jika ada orang yang mencelamu dengan sesuatu yang dia mengetahui ada padamu, maka jangan kamu mencela dia dengan sesuatu yang kamu ketahui ada padanya," lanjut Nabi SAW, "Biarlah dia yang menanggung dosa, sedangkan kamu memeroleh pahala. Janganlah kamu sekalipun memaki sesuatu."
Beliau sedang mengajarakan pentingnya etika dalam berhubungan sosial. Seorang Muslim tidak semestinya mengucapkan hal yang sia-sia, apalagi sampai menyakiti hati orang lain. Bahkan, tidak sepatutnya kejahatan dibalas dengan kejahatan pula.
Kisah lainnya yang juga menunjukkan anjuran Rasulullah SAW. Setelah Makkah berhasil dibebaskan dari pengaruh musyrikin (Fathu Makkah), Nabi Muhammad SAW kemudian mendatangi Thaif. Daerah itu cukup bermakna dalam sejarah awal dakwah Islam. Sebab, pernah penduduknya melempari kaki beliau dengan batu karena menolak kehadiran Rasulullah SAW.
Kini, keadaannya berubah. Risalah Islam sudah sampai di Thaif. Saat ini, beliau ditemani Abu Bakar dan dua orang putra Said bin Ash.
Mereka lantas melewati suatu permakaman. Abu Bakar pun bertanya, "Kuburan siapakah ini?"
Orang-orang setempat menjawab, "Ini makam Said bin Ash."
"Mudah-mudahan Allah melaknat penghuni kuburan ini karena dia sewaktu hidup begitu memusuhi Allah dan Rasul-Nya," kata Abu Bakar tiba-tiba.
Spontan mendengar itu, para putra Said bin Ash menunjukkan wajah tidak suka. Salah satunya berkata, "Wahai Rasulullah, inilah kuburan ayah kami, sosok yang memberi kami makan dan lebih banyak memenggal kepala daripada Abi Quhafah (gelar ayah Abu bakar)."
Langsung Abu Bakar menyahut, "Ya Rasulullah, pantaskah dia mengatakan kata-kata itu kepadaku?"
Rasulullah SAW lantas menyuruh Ibnu Said itu agar berhenti berkata demikian. Kemudian, beliau berkata kepada Abu Bakar, "Wahai Abu Bakar, jika engkau menyinggung orang kafir, maka sebutlah secara umum. Tidak boleh menyebut secara khusus (nama-nama) seperti itu karena akan membuat marah anak-anaknya."