Rabu 13 Mar 2019 05:05 WIB

Kisah Harta Karun Sihir

Nabi Sulaiman selalu menjaga dan menyita catatan sihir.

Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah
Foto:

Saat Nabi Sulaiman masih hidup, dia geram dengan banyaknya catatan-catatan sihir dari para dukun. Penguasaan sihir diperoleh para dukun atas keberhasilan jin dalam mencuri berita langit. Zaman dahulu, sebelum diutusnya Rasulullah, jin jahat gemar bertandang ke langit untuk mencuri dengar berita tentang masa depan. Mereka mendengarnya dari para malaikat yang ditugaskan Allah. Dari menguping tersebut, para jin mengetahui hal-hal yang akan terjadi di bumi.

Setelah berhasil mencuri informasi, mereka turun ke bumi dan mendatangi para dukun dan tukang sihir. Kepada mereka, para jin memberikan hasil curi dengar berita langit tersebut. Sebuah informasi dari langit direkayasa jin menjadi 70 yang semuanya kemudian diterima para peramal untuk kemudian dituliskannya. Tersebarlah kitab-kitab sihir di kalangan Bani Israil. 

 Mengatasinya, Nabi Sulaiman menyita seluruh catatan sihir itu. Dia bermaksud melenyapkan sihir di muka bumi. Maka terkumpullah seluruh kitab dusta itu kemudian dipendam di bawah singgasananya. Tak ada yang tahu tempat dipendamnya kitab itu kecuali Nabi Sulaiman, orang saleh kepercayaannya, dan, tentu saja, oleh jin. 

Namun, jin tak berdaya menggali kotak berisi kitab sihir itu. Acapkali mendekatinya, mereka akan segera hangus terbakar. Mereka pun tak berani menyebarkan kebohongan sihir lagi, hingga kemudian Nabi Sulaiman wafat. Orang-orang saleh kepercayaannya pun meninggal dunia. Tinggallah tersisa jin yang mengetahui rahasia hartanya yang terpendam. Dialah yang kemudian mendatangi Bani Israil, menawarkan harta karun, dan memperdaya mereka dengan menuduh Nabi Sulaiman sebagai tukang sihir.

Tuduhan jin ini termaktub dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 102. "Dan mereka (Bani Israil--Red) mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan (kitab sihir) pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir)." Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan setan itu menyebarkan berita-berita bohong bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir.

Sebagaimana diketahui, Nabi Sulaiman memiliki kerajaan yang tak ada tandingannya sepanjang sejarah. Pasukannya terdiri atas manusia, jin, dan hewan. Tak sedikit jin yang menjadi budak di bawah perintahnya. Para jin jahat itu tak berdaya di bawah kekuasaan Sulaiman. Bahkan, sebetulnya kematian Nabi Sulaiman memberikan hikmah kepada umatnya bahwa jin tidaklah mengilmui hal ghaib.

"Maka, tatkala Kami telah menetapkan kematian, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan," surah Saba' ayat 14

Namun, Bani Israil mudah tertipu dan teperdaya. Keimanan mereka kepada nabi sangat rendah hingga buta akan kebenaran. Mereka justru terus mempraktikkan sihir dan mempelajarinya dari jin. Dalam sejarah, mereka bahkan sangat terkenal dalam penguasaan sihir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement