Rabu 06 Mar 2019 00:21 WIB

Kemenag: Pelajaran Agama Mustahil Dihapus

Dirjen Pendis Kemenag menyebut, bahkan di negara-negara Eropa ada pelajaran agama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Logo Kemenag
Logo Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara yang memegang penting nilai-nilai regilius. Karena itu, pendidikan agama sudah semestinya terus dikembangkan agar menjadi lebih baik.

Hal itu ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin. Dia menilai, mustahil pelajaran agama dihapus dalam kurikulum sekolah, apalagi madrasah, di Tanah Air. Dia membandingkan, di negara-negara sekuler semisal pada kawasan Eropa Barat saja pelajaran agama berstatus wajib diajarkan di sekolah-sekolah.

Baca Juga

"Di Indonesia, sebagai negara bangsa yang dikenal sangat religius, mustahil pelajaran agama dianggap tidak penting, dan akan dihilangkan," kata Kamaruddin Amin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (05/03).

Ditjen Pendidikan Islam Kemenag terus berupaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan keagamaan. Berbagai program afirmatif dilakukan. Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN-IC), misalnya, terus dikembangkan sehingga jumlahnya kian meningkat dan tersebar di berbagai provinsi.

"Pesantren salafiyah dan ma'had aly (perguruan tinggi di pesantren) juga kita rekognisi dalam bentuk penyetaraan atau muadalah. Pemerintah juga siapkan RUU Pesantren untuk memberikan afirmasi dan rekognisi, bahkan fasilitasi pada tradisi dan kekhasan keilmuan di pesantren," papar dia.

"Sarana prasarana pendidikan tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN) maju pesat. 58 PTKIN, semuanya memiliki gedung perkuliahan baru," imbuh Kamaruddin.

Tidak hanya persoalan sarana dan prasarana. Kemenag juga terus melakukan penguatan dalam aspek pengembangan sumber daya manusia (SDM), misalnya melalui beasiswa, kurikulum, atau penguatan proses belajar-mengajar.

"Saya justru optimis, pendidikan agama ke depan di Indonesia akan semakin kuat dan berkualitas," kata guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tersebut.

Adanya isu penghapusan pelajaran agama belakangan ini dipicu maraknya video di media sosial. Penelusuran Republika.co.id, sebuah video berdurasi 45 detik menjadi viral khususnya di Sulawesi Selatan tentang seorang ibu yang berkampanye hitam. Dalam rekaman yang ada, ibu itu menyebutkan, bila Jokowi nanti terpilih untuk periode kedua, maka pelajaran agama akan dihapus dari Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement