Selasa 05 Mar 2019 17:09 WIB

Indonesia Wakaf Summit, BWI: Wakaf Harus Jadi Gaya Hidup

Potensi wakaf yang cukup besar belum digarap secaara maksimal.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nashih Nashrullah
Indonesia Wakaf Summit 2019 resmi dibuka di Sari Pasific Hotel, Jakarta, Selasa (5/3).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Indonesia Wakaf Summit 2019 resmi dibuka di Sari Pasific Hotel, Jakarta, Selasa (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Wakaf Indonesia menyatakan ingin menjadikan wakaf sebagai gaya hidup masyarakat Muslim Indonesia. 

Pernyataan tersebut mengemuka dalam Indonesia Wakaf Summit 2019 yang mengusung transformasi wakaf produktif di era digital. Salah satu upayanya adalah dengan mengoptimalkan kapital halal. 

Baca Juga

Direktur Badan Wakaf Indonesia, Muhammad Nuh menyampaikan potensi wakaf masih belum banyak yang tergarap. Untuk mengoptimalkan, sosialisasi harus terus menerus dilakukan.

"Kita ingin agar wakaf ini menjadi gaya hidup," kata dia dalam pembukaan Indonesia Wakaf Summit 2019, di Sari Pasific Hotel, Jakarta, Selasa (5/3).

Dia menjelaskan, BWI mencatat potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp 2.000 triliun dengan luas tanah wakaf mencapai 420 ribu hektare.

Sementara potensi wakaf uang bisa menembus kisaran Rp 188 triliun per tahun dan yang terealisasikan hanya Rp 400 miliar. 

Sementara, kata dia, aset wakaf tanah sebanyak 337 bidang masih belum bersertifikat dan 168 bidang tanah sudah bersertifikat.

Dia menyebutkan berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah tanah wakaf mencapai 161.579 hektar. Luas aset wakaf yang tersebar di 366.595 lokasi itu sebagai jumlah harta wakaf terbesar di dunia.    

Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Ismail A Said menyampaikan DD melakukan berbagai cara untuk meningkatkan capaian wakaf umat. Saat ini, dana wakaf per tahun di DD masih jauh dibandingkan zakat. 

Capaian wakaf DD, kata dia, mencapai Rp 1,5-2 miliar per bulan atau sekitar Rp 20 miliar per tahun. Sementara zakat bisa mencapai Rp 15 miliar per bulan. 

Tahun depan, Ismail menyampaikan DD menargetkan capaian wakaf hingga Rp 50 miliar per tahun.

Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan mengatakan DD telah melakukan transformasi sejak peluncuran program pertama wakaf 18 tahun lalu. Awalnya, masyarakat masih wakaf dalam bentuk aset baik tanah maupun bangunan.

Kemudian zaman berkembang sekitar 2000 wakaf bisa melalui uang. Artinya uang itu dibelikan aset wakaf dalam bentuk sekolah, rumah sakit, hingga lahan perkebunan. 

Saat ini, DD mempopulerkan wakaf uang dan blended wakaf. "Wakaf uang bahkan sudah bisa dilakukan dengan uang minimal Rp 10 ribu," kata dia.

Dia menjelaskan, untuk mengoptimalkan penghimpunan wakaf, DD menjalin kerja sama dengan beberapa perbankan syariah, juga niaga daring. Selain itu mengembangkan portal digital mandiri seperti tabungwakaf.com.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement