Senin 04 Mar 2019 14:30 WIB

Kehidupan Keluarga Ibrahim di Hebron

Nabi Ibrahim menetap di Hebron setelah meninggalkan Kota Babilonia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Warga shalat Jumat di salah satu masjid di West Bank Hebron.
Foto: EPA
Warga shalat Jumat di salah satu masjid di West Bank Hebron.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Seperti diceritakan dalam sejarah para nabi, sebelum Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke Makkah, mereka tinggal bersama di Hebron. Nabi Ibrahim menetap di kota ini setelah meninggalkan Kota Babilonia. Di Babilonia, Ibrahim sempat berhadapan dengan Raja Namrudz karena ia menghancurkan berhala yang menjadi sesembahan masyarakat saat itu.

Saat tinggal di Hebron, istri Nabi Ibrahim, yakni Hajar, melahirkan seorang putra yang diberi nama Ismail. Kelahiran Ismail ini membuat cemburu Sarah, istrinya yang pertama. Maka, demi menjaga keutuhan rumah tangga, Ibrahim membawa Ismail dan Hajar berhijrah ke Makkah.

Di Makkah inilah, Ibrahim merenovasi dan meninggikan bangunan Ka'bah yang telah mengalami kerusakan akibat banjir. Setelah selesai pembangunan Ka'bah, Ibrahim kembali ke Palestina. Dalam Athlas Alquran, Syauqi Abu Khalil menjelaskan, sesudah Hajar dan Ismail diungsikan ke Makkah oleh Nabi Ibrahim, tak lama kemudian, Sarah pun hamil. Tentu saja, kehamilan ini merupakan anugerah Allah kepada Sarah dan Nabi Ibrahim. Sebab, keduanya sudah berusia lanjut.

Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Athlas Tarikh al-Anbiya' wa ar-Rusul menjelaskan, saat itu Sarah telah berusia 90 tahun. Sedangkan, Ibrahim berusia 120 tahun. Kemudian, Nabi Ishak dilahirkan di Kota Hebron ini, yang diperkirakan lahir sekitar 1897 SM.

Nabi Ishak tumbuh dan besar di kota ini. Dia diangkat menjadi nabi dan diutus kepada kaum Kan'an. Nabi Ishak meneruskan dakwah yang disampaikan ayahnya kepada kaum di sana untuk senan tiasa mengesakan Allah dan meninggalkan sesembahan berhala-berhala.

Ishak dikenal sebagai nabi yang sangat saleh, jujur, dan berkah. Kepadanya diberikan sejumlah keistimewaan dengan sifat kelembutan, kasih sayang, hilm (tidak emosional), dan penuh perhitungan yang matang.

Sementara, Nabi Ishak mempunyai anak bernama Ya'qub yang dilahirkan pada 1837 SM dan wafat pada 1690 SM. Ketika Nabi Ishak berdakwah kepada kaumnya di Hebron, Nabi Ya'qub mendapat tugas berdakwah di daerah Syam (Suriah, sekarang). Namun, Nabi Ishaq juga wafat di Kota Hebron ini dan dimakamkan bersama ayahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement