Jumat 01 Mar 2019 16:34 WIB

Asupan Literasi Keagamaan untuk Disabilitas Sangat Penting

Muhammadiyah dorong pemenuhan kebutuhan literasi keagamaan disabilitas.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Muhammadiyah
Foto: wikipedia
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengatakan lembaga ormas Islam ini mengapresiasi langkah Kemenag yang menerbitkan fikih braille. 

"Muhammadiyah berharap dapat bermitra dengan pemerintah untuk memfasilitasi pelayanan keagamaan bagi kaum difabel," kata Mu'ti melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Jumat (1/3). 

Hal senada disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammdiyah, Muhammad Ziyad, yang juga mendorong pemerintah untuk memfasilitasi kebutuhan literasi keagamaan bagi penyandang disabilitas dalam bentuk fikih braille. 

"Kelompok disabilitas juga perlu asupan yang berkaitan dengan pemenuhan literasi keagamaan, hal itu memang sangat penting bagi mereka," kata Ziyad.

Muhammadiyah memang belum memiliki layanan keagamaan khusus untuk penyandang disabilitas. Namun begitu, Ziyad mengatakan sejak awal berdirinya, kebijakan umum PP Muhammadiyah memberikan perhatian untuk pencerahan kepada semua lapisan, tidak terkecuali kaum disabilitas. 

Salah satunya, kata dia, Muhammadiyah pernah menggagas Qur'an Braille. Program lama itu merupakan salah satu bagian dari langkah lembaga ini untuk memenuhi kebutuhan orang-orang berkebutuhan khusus.

Ia mengatakan, gagasan dan penyediaan Qur'an Braille serta mencetaknya untuk memperbanyak merupakan program lama. Akan tetapi, program tersebut belakangan kurang menggema.

Selain itu, ketika ada perumusan undang-undang tentang pemenuhan kebutuhan bagi kaum disabilitas, Muhammadiyah menurutnya juga memberikan perhatian. 

"Muhammadiyah mendorong pemenuhan akses untuk literasi kepada semua lapisan masyarakat dengan porsi yang sama sebagaimana masyarakat umumnya, sehingga mereka mendapatkan kemudahan juga," lanjutnya. 

Di era milenial seperti sekarang ini, Ziyad menekankan perlunya menyentuh masalah literasi bagi kaum disabilitas dengan pendekatan khusus. Hal itu termasuk bisa dengan menyertakan pakar khusus yang memahami kebutuhan mereka. 

Menurutnya, diperlukan teknologi dan metode khusus dalam menangani kaum disabilitas. Di samping itu, ia mengatakan perlunya pendanaan yang besar dalam memberikan perhatian bagi mereka. Dalam hal ini, ia mengajak seluruh komponen masyarakat dan umat Islam untuk bersama-sama menaruh perhatian bagi kaum disabilitas. 

"Inilah saatnya negara dan seluruh komponen umat Islam termasuk ormas Islam untuk memikul beban bersama ini karena ini adalah kewajiban bersama kita," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement