REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepeninggal Rasul SAW, para sahabat inilah yang dijadikan contoh dan berusaha untuk diteladani umat. Umat pun berusaha menaati perintah Nabi SAW untuk memuliakan sahabat-sahabatnya sebab mereka adalah generasi terbaik dari umat Islam.
Dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda, ''Muliakanlah para sahabatku karena sesungguhnya mereka adalah (generasi) terbaik kalian.'' (HR Abdun Ibnu Humaid dan al-Hakim dengan sanad sahih. Lihat Misykat al-Mashabih, Syekh Nashiruddin al-Albani, III/1695).
Dari Abu Musa al-Asy'ari RA, Rasul SAW bersabda, ''Bintang-bintang itu penjaga bagi langit. Jika ia lenyap, terjadilah pada langit apa yang telah dijanjikan. Aku adalah penjaga bagi sahabatku. Jika aku telah tiada, akan terjadi pada sahabatku apa yang dijanjikan. Dan, para sahabatku adalah penjaga umat ini. Jika mereka tiada, akan terjadi pada umat ini apa yang dijanjikan.'' (HR Muslim, No 2531),
Karena itu, umat Islam dilarang mencela dan mencaci maki sesama Muslim, terlebih terhadap sahabat-sahabat Rasul SAW. ''Janganlah kalian mencaci para sahabatku. Jika di antara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, belum menyamai segenggam dari mereka dan tidak pula setengah genggam dari mereka.'' (Sahih Bukhari).
Dari ungkapan di atas, tampak jelas kemuliaan dan keagungan dari pribadi-pribadi sahabat Rasul SAW. Kendati umat saat ini berinfak sebesar Gunung Uhud, kemuliaan dan pahalanya belum seberapa dengan apa yang dilakukan para sahabat. Bahkan, jumlahnya tidak dari segenggam atau setengah genggam emas yang diinfakkan.
Sebab, para sahabat itu telah berjuang bersama dengan Rasul SAW, bahkan mereka rela menyerahkan harta, jiwa, raga, dan keluarga mereka demi menegakkan agama Islam. Selain itu, merekalah orang-orang yang pertama-tama masuk Islam (Assabiqun al-Awwalun).
Tak heran bila Rasul SAW menjamin di antara sahabat-sahabat itu sebagai penghuni surga. Dan, di antara mereka pula, ada yang menjadi penyebab turunnya Alquran. Para sahabat ini tidak saja dari keturunan Arab, tetapi juga ada yang berasal dari luar Arab, seperti Bilal bin Rabah (Habasyah atau Ethiopia), Salman al-Farisi (Persia), dan Shuhaib ar-Rumi (Romawi).
Demikian mulianya akhlak dan sikap sahabat ini, Imam Ahmad bin Hanbal RA telah mengumpulkan kurang lebih 2000 hadis dan atsar yang berkaitan dengan keutamaan para sahabat dalam kitabnya Fadlail al-Shahabah (Keutamaan Sahabat). kitab yang terdiri atas dua jilid ini telah ditahkik Dr Washiyullah bin Muhammad Abbas dan dicetak oleh Jami'ah Ummul Quro pada tahun 1403 H.