Kamis 28 Feb 2019 17:00 WIB

Sentuhan Seniman Maroko di Grande Mosque de Paris

Semua dekorasi tersebut tercipta berkat kerja keras para seniman Maroko.

Grande Mosquee de Paris (Masjid Raya Paris), salah satu masjid yang menjadi tujuan kunjungan wisata Muslim di Paris, Perancis.
Foto: Dok IITCF
Grande Mosquee de Paris (Masjid Raya Paris), salah satu masjid yang menjadi tujuan kunjungan wisata Muslim di Paris, Perancis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melihat Grande Mosque de Paris mengingatkan Masjid Alhambra di Spanyol. Setiap detail bangunannya banyak mengadopsi arsitektur bangsa Moor.

Untuk mempertegas gaya Moor, Pemerintah Prancis memerintahkan sejumlah seniman asal Afrika Utara untuk mendesain Grande Mosque de Paris. Komunitas Muslim yang bermukim di Kota Paris pada masa itu merupakan para imigran asal Afrika Utara.

Baca Juga

Semua dekorasi tersebut tercipta berkat kerja keras para seniman asal Maroko. Mereka-lah yang menyelesaikan bingkai dari bahan plesteran, memotong setiap detail potongan mozaik dengan pisau, serta selalu sabar dan teliti dalam menyelesaikan tugasnya. Kita bisa membuktikan ini dari hasil yang mereka tunjukkan.

Pahatan yang ada memperlihatkan bagaimana pandangan dan kepekaan dari seniman-seniman tersebut. Pilihan bahan-bahan dan warna yang dihasilkan mampu menciptakan suatu harmonisasi yang enak untuk dilihat. Pengunjung juga bisa menilai ketelitian mereka dari 7 ribu potongan tegel yang terbuat dari batu kapur dan disusun meter per meter membentuk pola mozaik.

Keindahan karya para seniman Maroko ini juga bisa kita lihat pada bagian plafon dan lantai. Plafon yang terbuat dari kayu cedar disusun dengan rapi yang dipadu dengan lantai dari marmer putih. Perpaduan ini menunjukkan sebuah tradisi yang anggun.

Bagian lain dari kompleks Masjid Raya Paris yang tidak boleh dilewatkan adalah ruangan shalat. Untuk menuju ruang shalat, harus melalui sebuah pintu yang terbuat dari puluhan potongan kayu yang sudah dipahat.

Ruangan shalat ini dihiasi dengan jendela-jendela berteralis. Pada bagian depan, akan tampak sebuah dekorasi rapi bertuliskan mihrab yang menjadi arah kiblat. Di bagian tengah ruangan yang luas itu, tampak beberapa tiang yang menopang kubah dari kayu cedar yang merupakan hasil pahatan tangan. Tiang-tiang tersebut membentuk formasi segi delapan.

Di dalam ruang shalat ini, terdapat dua buah mimbar untuk tempat imam berkhotbah di hari Jumat atau hari raya Islam. Mimbar pertama yang terbuat dari kayu berkualitas bagus merupakan pemberian Raja Fuad pertama dari Mesir.

Mimbar yang lain adalah hasil pemberian Raja Son Altesse Lamine Bey dari Tunisia. Ini merupakan mimbar terbaik dari masjid di kerajaannya.

Ketika memasuki ruangan shalat, para pengunjung akan melihat hamparan karpet yang indah berukuran 7,64x4,37 meter. Karpet tersebut merupakan pemberian Raja Iran, Shah Reza Pahlevi. Dibuat di Djanchaghan, karpet ini merupakan karya seni Persia.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement