REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala adalah salah satu bencana terbesar pada tahun 2018 lalu. Bencana ini menyisakan begitu banyak duka dan cerita mengenai bagaimana peristiwa itu terjadi.
Kini hampir lima bulan sejak waktu bencana, masyarakat mulai memasuki fase baru. Fase membangun kembali kehidupan dan penghidupan mereka. Ada 200 dari 500 huntara (hunian sementara) yang direncanakan Rumah Zakat telah diresmikan dan 100 di antaranya telah siap huni.
Warga korban gempa Sulteng jalani fase baru pascabencana.
Sebanyak 100 huntara tersebut terbagi di dua lokasi berbeda yakni 50 huntara di Talise, Palu dan 50 huntara di Kabupaten Sigi. Masyarakat pun mulai mengisi huntara-huntara tersebut.
Namun karena terkendala sambungan listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan dapur di lokasi huntara yang belum rampung, masyarakat belum bisa sepenuhnya tinggal di huntara. “Terima kasih Rumah Zakat dan para donatur yang membantu kami untuk dapat hunian yang lebih layak. Harapan kami semoga fasilitas pendukung seperti listrik dan dapurnya bisa segera selesai,” ujar salah seorang warga di komplek Huntara Talise, Palu.