Selasa 19 Feb 2019 20:00 WIB

Seniman Ubah Grafiti Rasisme Jadi Karya Tolak Kebencian

Seniman grafiti ini menolak islamofobia dan kebencian tak mendasar

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Hasanul Rizqa
grafiti seniman Cathryn Dagendesh dan Adam Faeth
Foto: tangkapan layar madison.com
grafiti seniman Cathryn Dagendesh dan Adam Faeth

REPUBLIKA.CO.ID, LA CROSSE -- Sekitar 100 orang warga La Crosse, Wisconsin, Amerika Serikat (AS), berkumpul untuk mengecam tindakan rasisme khususnya yang ditujukan kepada umat Islam. Kegiatan itu digagas pihak La Crosse Interfaith Shoulder to Shoulder Network dan Universitas Wisconsin.

Acara tersebut dihadiri Wali Kota La Crosse, Tim Kabat; Asisten Kepala Polisi Rob Abraham; Departemen Pemadam Kebakaran La Crosse; pihak Departemen Kepolisian La Crosse; serta berbagai organisasi lainnya.

Baca Juga

Tema yang diusung berbunyi, "Satu Komunitas Satu Keluarga - Kebencian Tidak Memiliki Tempat Di Sini."

“Insiden rasisme dan Islamafobia ini memang terjadi,” kata salah seorang anggota pendiri La Crosse Interfaith Shoulder to Shoulder Network, Wale Elegbede, seperti dikutip Madison, Selasa (19/2),

 

Kasus Islamofobia yang menimpa toko-toko milik orang Islam di kota itu beragam. Salah satunya, para pelaku yang tak bertanggung jawab membuat grafiti pada dinding atau kaca toko tersebut.

Menurut Wali Kota Kabat, fakta tersebut sangat mengerikan. Sebab, grafiti tadi memuat kata-kata makian untuk kaum Muslimin.

photo
Sekelompok masyarakat dari La Crosse Interfaith Shoulder to Shoulder Network berkumpul di depan tembok yang alami vandalisme, Jumat. (sumber: tangkapan layar madison.com)

 

Asisten Kepala Polisi, Rob Abraham menceritakan bahwa keluarganya berasal dari Suriah dan sudah menetap di La Crosse. Keluarganya hijrah ke AS sekitar tahun 1900-an. Mereka, ungkap dia, saat itu masih menghadapi perlakuan serupa, seperti penghinaan dan ujaran kebencian.

Setelah mengenang itu, Abraham lantas meminta segenap warga untuk bersama-sama menolak rasisme. Dia pun mengimbau siapapun yang memiliki informasi tentang para pelaku vandalisme yang memuat kata-kata rasis agar segera melaporkannya ke polisi.

Salah satu tempat yang menjadi korban vandalisme rasis adalah toko Bullet Cab milik seorang Muslim.

Untuk itu, seniman Cathryn Dagendesh dan Adam Faeth berinisiatif mengubah grafiti sarat Islamofobia tadi menjadi suatu karya seni mural, yang menyampaikan pesan-pesan perdamaian. Salah satu mural ciptaan mereka berbunyi, “Satu Komunitas, Satu Keluarga, Kebencian Tidak Memiliki Tempat Di Sini.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement