Senin 28 Jan 2019 09:08 WIB

ACT Buka Posko Kemanusiaan di Gowa

Ribuan orang mengungsi akibat banjir di Gowa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menyaksikan aliran air dari Bendungan Bili-bili di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1/2019).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Warga menyaksikan aliran air dari Bendungan Bili-bili di Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (23/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus mengawal korban terdampak banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Total ada tiga posko yang didirikan oleh ACT. Tim ACT Sulsel, Mustafa Mathar, mengatakan posko ini menjadi tempat untuk menampung seluruh bantuan kemanusiaan yang dikirimkan dari berbagai tempat.

"Posko ada di Masjid Mangalli, Kecamatan Pallangga, satu posko ada di BTN Grha Kalegowa di Kelurahan Tetebatu, Pallangga, dan satu posko wilayah lagi ada di Aula Kantor Kecamatan Pallangga, Gowa," ujarnya dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (27/1).

Mustafa menambahkan, Posko Utama ACT berada di Jalan Bakolu, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatana Pallangga, Gowa. Lokasi ini dipilih untuk mendekatkan dengan titik-titik pengungsian yang ada di sekitar posko.

"Sedangkan Posko Induk ACT ada di Alauddin Plaza Ruko SSH Nomor 8, Jalan Sultan Alauddin, Gunung Sari, Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, satu tempat dengan Kantor Cabang ACT Sulsel,” kata dia.

Bantuan dari masyarakat dapat disalurkan melalui ACT dengan mengirimkan logistik ke posko ACT yang sudah ada. Hingga saat ini keperluan mendesak pengungsi berupa obat-obatan, makanan siap santap, pakaian baru, selimut serta air minum.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, per Jumat (25/1) kemarin jumlah pengungsi akibat banjir dan tanah longsor yang menghantam Sulawesi Selatan mencapai 3.481 orang. Mereka berasal dari 61 kecamatan dari 13 kabupaten terdampak. Wilayah terparah dampaknya dirasakan di Kabupaten Gowa tempat Bendungan Bili-bili yang menjadi sumber air berada.

Selain ribuan orang mengungsi, sedikitnya 59 orang dinyatakan meninggal serta 25 orang lainnya masih diperkirakan hilang. Mereka tak hanya korban banjir saja, akan tetapi juga tanah longsor yang menghantam beberapa titik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement