Senin 21 Jan 2019 02:00 WIB

Hidayatullah Gelar Pelatihan Dai Menulis

Para dai diharapkan untuk dapat menulis dengan memanfaatkan sarana yang tersedia

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
  Hidayatullah menggelar pelatihan me nulis untuk para dai.
Foto: Dok Hidayatullah
Hidayatullah menggelar pelatihan me nulis untuk para dai.

REPUBLIKA.CO.ID,  BEKASI -- Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Jabodebek bekerjasama dengan Laznas Baitul Maal Hidayatullah menggelar acara Pelatihan Dai Menulis di Islamic Center Bekasi (20/1)

Hadir sebagai narasumber Pemimpin Redaksi situs www.hidayatullah.com Mahladi Murni,  dan wartawan senior Harian Umum Republika, Irwan Kelana Dalam paparannya, Mahladi Murni mengenalkan perihal news value, dimana setiap media akan menilai sebuah kejadian dengan visi misi media itu sendiri

"News value adalah sebuah penilaian, apakah sebuah keadaan layak diberitakan atau tidak. Dan, salah satu dari news value itu adalah apakah (sebuah) peristiwa itu sesuai apa tidak dengan visi dan misi media tersebut.Oleh karena itu, publik atau tepatnya umat Islam mesti mengenali hal ini, sehingga dapat mengerti bahwa bobot sebuah kejadian itu ditentukan oleh visi dan misi masing-masing media

"Jadi, jika ada peristiwa sebesar apapun, tetapi tidak sesuai dengan visi dan misinya, maka bobotnya rendah. Dalam kaidah jurnalistik, ada yang seperti itu," tegasnya

Selanjutnya, Mahladi dengan gaya khasnya memberikan tips menulis bagi para hadirin. "Menulis itu sangat mudah, tinggal ambil pena, ambil kertas, menulislah," ucapnya yang disambut tawa hadirin

Sedangkan Irwan Kelana menekankan para dai untuk dapat menulis dengan memanfaatkan sarana yang tersedia, terutama media sosial "Media sosial dapat digunakan para dai untuk menulis sebagai sarana dakwah. Untuk apa dai menulis, pertama mengabarkan berita kegiatan, kedua menginspirasi, ketiga mengedukasi, dan keempat mengajak partisipasi," jelasnya.

Untuk dapat menjalankan hal tersebut Irwan Kelana yang juga cerpenis itu mendorong agar para dai memiliki sudut pandang yang benar. "Dalam menggunakan media sosial sebagaisarana dakwah para dai mesti memahami bahwa kegiatan menulis pengalaman berdakwah adalah jalan dakwah. Jadi, bukan riya atau sum'ah, melainkan tahaddus binni'mah," tegasnya.

Kegiatan Pelatihan Dai Menulis yang dimoderatori Ketua Umum Penulis Muda Indonesi(PENA) Imam Nawawi itu diakhiri dengan pemberian doorprize kepada tiga peserta yang bertanya pada sesi diskusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement