Jumat 18 Jan 2019 21:54 WIB

ACT DIY Bekali 120 Siswa SMPN 9 tentang Mitigasi Bencana

Yogyakarta memiliki berbagai potensi bencana.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim DER (Disaster Emergency Response) MRI-ACT DIY mengadakan pelatihan mitigasi kebencanaan yang bertajuk ‘Humanity Day’ bersama siswa-siswi SMPN 9 Yogyakarta, Jumat (18/1).
Foto: act
Tim DER (Disaster Emergency Response) MRI-ACT DIY mengadakan pelatihan mitigasi kebencanaan yang bertajuk ‘Humanity Day’ bersama siswa-siswi SMPN 9 Yogyakarta, Jumat (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tim DER (Disaster Emergency Response) MRI-ACT DIY mengadakan pelatihan mitigasi kebencanaan yang bertajuk ‘Humanity Day’ bersama siswa-siswi SMPN 9 Yogyakarta, Jumat (18/1). Pelatihan mitigasi berfokus pada tiga tema yaitu bencana gempa bumi, angin puting beliung, serta simulasi pemadaman kebakaran.

Wilayah Yogyakarta memiliki berbagai potensi bencana, mulai dari potensi bencana tsunami, gempa bumi, bencana kekeringan tahunan hingga ancaman erupsi gunung Merapi. Komandan DER MRI-ACT DIY Asfant mengatakan pelatihan mitigasi bencana diikuti sekitar 120 siswa.

"Harapannya dengan adanya pelatihan mitigasi bencana ini dapat menjadi bekal dan pengetahuan para siswa akan potensi bencana di Jogja dan cara-cara penanggulangannya, minimal tahu cara evakuasi diri ketika terjadi bencana ” ujar Asfant.

Pada pelatihan kali ini para siswa tidak hanya mendapat materi dan tips-tips menanggulangi bencana, tetapi juga simulasi pemadaman api pada drum api dan tabung gas elpiji. Para instruktur juga membekali para siswa untuk tidak panik ketika terjadi kebakaran atau kebocoran tabung gas.

“Tabung gas yang bocor dan terbakar dapat ditangani dengan mudah tanpa kekhawatiran akan meledak. Kebakaran dalam skala kecil dapat dipadamkan dengan menggunakan kain basah atau APAR (Alat Pemadam Api Ringan) secara aman," ungkap Dani, salah satu instruktur dalam memeragakan simulasi pemadaman api.

Rencananya sosialisasi dan mitigasi bencana melalui program Humanity Day akan terus dilakukan terutama di sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP maupun SMA. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bisa diadakan acara serupa untuk setingkat perguruan tinggi maupun korporasi apabila ada panggilan untuk mengedukasi, kata Asfant.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement