Selasa 08 Jan 2019 19:16 WIB

Nasaruddin Umar: Indonesia Bisa Jadi Figur Dunia Islam

Ada beberapa hal yang membuat Indonesia sangat mungkin menjadi figur yang dicontoh.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Rektor PTIQ Nasaruddin Umar
Foto: Republika/ Wihdan
Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Rektor PTIQ Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik negara-negara Islam di Timur Tengah melahirkan steriotip negatif terhadap Islam. Perang saudara yang terjadi antara negara-negara Timur Tengah nyata telah meluluhlantakkan negara-negara tersebut, menghancurkan pembangunan, dan menghilangkan banyak nyawa manusia.

Karenanya menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar saat ini dunia Islam tengah menanti bangsa yang dapat menjadi figur dan panutan negara-negara lainnya dalam mewujudkan kedamaian. Selain itu juga menghapuskan steriope negatif tentang agama Islam.

Nasaruddin yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan Indonesia mempunyai semua potensi untuk menjadi figur yang dicontoh negara-negara lainnya dalam mewujudkan kedamaian. “Dunia Islam mendambakan sosok figur bangsa, negara yang bisa menyelamatkan wajah Islam itu. Dan tak ada selain Indonesia,” kata Nasaruddin Umar saat mengisi seminar Nasional di Aula Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa (8/1).

Menurut Nasaruddin ada beberapa hal yang membuat Indonesia sangat mungkin menjadi figur untuk mewujudkan kedamaian dan menghapus steriope negatif tentang Islam. Di antaranya yakni letak geografis Indonesia yang jauh dari negara-negara konflik, utamanya dari Israel yang dinilai sebagai negara yang kerap memicu konflik di Timur Tengah. “Indonesia jauh dari konflik, jauh dari Israel. Lihat, semua tetangga Israel enggak pernah damai,” katanya.

Selain itu, menurut Nasaruddin Indonesia pun dikenal sebagai bangsa dengan rakyatnya yang lebih memilih menjauhi konflik, santun dan menerima perbedaan. Selain itu, menurut Nasaruddin Indonesia juga bisa maju dalam hal ekonomi jika bisa menggarap potensi umat yang jumlahnya paling banyak di dunia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement