REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal sebagai masjid terbesar di kawasan Asia Tenggara, akan menggelar malam muhasabah dan qiyamullail jelang akhir tahun Masehi, Ahad (30/12). Selain memenuhi imbauan Gubernur DKI Jakarta, Masjid Istiqlal memang sudah secara rutin menyelenggarakan acara keislaman tiap akhir tahun Masehi.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Asep Saepudin, menyampaikan, penyelenggaraan acara ini dilatar belakangi dari sudut pandang kajian dakwah Islam. Yakni pertama, bermuhasabalah atau berhisab diri sebelum dihisab. Kedua, timbang-timbanglah dari apa yang sudah dilaksanakan agar pertimbangan berikutnya lebih baik.
Asep mengatakan, malam nanti juga akan ada istighatsah agar Allah Subhanahu Wa Taalla melindungi negara Indonesia di Tahun 2019 di. “Ada filosofinya, yakni apabila pada hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang beruntung. Tahun 2019 tentu harus lebih baik dari 2018. Jika tidak lebih baik, maka kita rugi,” ucap Asep yang juga Purnawirawan TNI Angkatan Laut dengan pangkat akhir Laksamana Pertama.
Penceramah utama pada acara malam pergantian tahun di Masjid Istiqlal yakni imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Tema yang akan dibawakannya terkait intropeksi dan menyongsong masa depan yang lebih baik.
Asep yang ditemui Republika.co.id di ruang kantornya, mengajak kepada keluarga besar BPPMI artinya seluruh pengurus dan karyawan yang mengabdi di Masjid Istiqlal untuk bisa hadir dan meramaikan acara ini. “Tentu juga mengajak masyarakat kaum Muslimin dan Muslimat untuk turut serta menghadiri muhasabah dan qiyamullail ini,” ujarnya.
Mantan Kapusbintal TNI ini menjelaskan, Masjid Istiqlal tidak melenggarakan muhasabah dan qiyamul lail saat jelang akhir tahun saja. “Bahkan untuk qiyamul lail kita laksanakan dalam sebulan sekali, pada minggu kedua tiap malam Jumat,” ucapnya.
Dia pun menjelaskan, qiyamul lail artinya memohon rahmat, mohon ampun, dan mohon keselamatan. “Kita mempunyai Imam Besar Masjid Istiqlal yang suka memberikan nasehat, tausiyah kepada kami. Kami ini kan sebagai pihak manajeman kegiatan masjidnya. Tapi dalam aspek peribadahan, aspek syariah, tentang keagama Islaman diserahkan pada arahan Imam Besar,” tutur Asep yang pernah kuliah di Universitas Islam Bandung ini.
Asep menyampaikan, dalam pergantian Tahun Baru Masehi ini, sebaiknya menyambutnya dengan doa bersama. “Doa bersama menyambut tahun baru Masehi karena realitanya Indonesia menggunakan tahun baru Masehi,” ujarnya.
Dia juga berpesan kepada para pegawai Masjid istiqlal, agar memberikan pelayanan yang lebih baik kepada jamaah di malam akhir tahun nanti. Kepada umat Islam, dia pun mengajak, dengan adanya kegiatan ini, jamaah bisa meningkatkan keimanannya dan juga dimanfaatkan untuk bisa memohon ampunan kepada Allah.
Asep menyampaikan ada banyak acara keislaman yang digelar oleh beberapa pihak jelang pergantian Tahun Baru masehi. Seperti Harian Republika mengadakan Dzikir Nasional di Masjid At Tin. Sejumlah DKM di masjid lain pun ada yang menggelar acara serupa. “Mari manfaatkan momentum pergantian tahun baru masehi dengan memperbanyak istighfar dan berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alla,” imbaunya.