Nabi SAW sekaligus memprioritaskan mereka yang terhormat, berdasarkan tingkat pengetahuan agama mereka. Orang terhormat dari setiap suku juga dihormati dan Rasulullah menunjuknya sebagai pemimpin suku.

Pertemuan-pertemuan beliau yang selalu penuh dengan orang beriman, diurutkan dengan tingkat takwa mereka. Ini diperluas kepada mereka yang menghormati orang tua, menunjukkan kasih sayang pada yang muda, memberikan prioritas bagi yang membutuhkan dan melindungi orang-orang asing.   

Apa yang bisa dipetik dari amalan ini, Dr Muhammad al Hasyimi menjelaskan yakni amatlah bijaksana dan signifikan dalam melakukan klasifikasi manusia sesuai dengan statusnya.  Ketika orang bijaksana disuruh untuk berdiri di barisan pertama di belakang Nabi SAW, menunjukkan mereka memiliki posisi yang sesuai dalam masyarakat Muslim. ''Masing-masing orang harus ditempatkan sesuai kemampuan dan keahliannya,'' tegas dia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika