Kamis 20 Dec 2018 16:22 WIB

Kurikulum Pendidikan Kepemimpinan Dibutuhkan

Dompet Dhuafa sudah menerapkan kurikulum pendidikan kepemimpinan.

Pada Rabu (19/12) Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) dan Forwacana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar Seminar dan Diskusi Education Outlook 2019.
Foto: Istimewa
Pada Rabu (19/12) Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) dan Forwacana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar Seminar dan Diskusi Education Outlook 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Rabu (19/12) Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) dan Forwacana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) gelar Seminar dan Diskusi Education Outlook 2019. Education Outlook kali ini mengangkat isu urgensi kurikulum kepemimpinan dalam sistem pendidikan Indonesia.

Manajer Strategic Partnership DD Pendidikan, Aza El Munadiyan mengatakan, tujuan dari perhelatan diskusi Education Outlook 2019 ini untuk menatap wajah pendidikan di Indonesia tahun 2019. "Menghadapi tahun politik, tema tentang kurikulum kepemimpinan dalam pendidikan menarik untuk diperbincangkan," kata Aza dalam siaran pers yang diterima, Kamis (20/12).

Dijelaskan Aza, secara lebih khusus diskusi  ini mencoba mengevaluasi kurikulum kepemimpinan di Indonesia,  sekaligus memprediksi peluang penerapannya pada tahun 2019. "DD Pendidikan berharap dapat terbangun sinergi dengan pemerintah, akademisi, perusahaan, juga sesama NGO untuk menerapkan kurikulum kepemimpinan pada skala nasional,"katanya.

Direktur DD Pendidikan, Muhammmad Syafi’ie El-Bantanie menyebut kebutuhan akan kurikulum pendidikan kepemimpinan merupakan kesimpulan dari aktivitas program pendidikan yang  lembaga ini lakukan selama 14 tahun belakangan.

“Ketika membangun tatanan bangsa ini, kita akan selalu dihadapkan pada permasalahan pendidikan. Karenanya, ini saatnya kita berkontribusi secara konkrit untuk kemajuan bangsa ini”, kata Syafi’ie.

Menurutnya, aplikasi kurikulum kepemimpinan di dalam proses pendidikan, telah dilakukan oleh DD Pendidikan pada program-programnya. Misalnya pada sekolah formal yang didirikan oleh Dompet Dhuafa dan saat ini dikelola DD Pendidikan, SMART Ekselensia Indonesia.

SMART memiliki kurikulum kepemimpinan yang khas, memadukan konsep kurikulum nasional dan khas SMART.  Program lain yaitu Beasiswa Aktivis Nusantara, Beastudi Etos, Sekolah Literasi Indonesia yang mempersiapkan para penerima manfaatnya untuk menjadi pemimpin saat ini bagi masyarakat dan masa depan bagi bangsa dan negaranya.

Wakil Direktur Pasca Sarjana UNJ, Prof. Dr. Ivan Hanafi, M.Pd menyoroti bagaimana peran mahasiswa dalam pembangunan Indonesia. “Mahasiswa sebagai salah satu tonggak pembangunan bangsa harus selalu semangat menggali ilmu baru agar pembangunan pendidikan di negeri ini tidak hanya sekedar wacana," kata dia.

Hadir pula pada kesempatan ini Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UNJ, Prof. Dr. Achmad Sofyan Hanif, M.Pd. Senada dengan Ivan, Achmad pun mengangkat potensi mahasiswa dan bagaimana seharusnya mereka berperan di tengah masyarakat.

 “Sudah sepatutnya mahasiswa mempersiapkan diri mereka menjadi pemimpin. Dan sudah saatnya mahasiswa menjadi kader-kader perubahan di masyarakat,” kata Achmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement