REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berapa lama masa pendidikan di Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah? Sejauh ini, tak ada penjelasan pasti mengenai hal itu.
Sebagai gambaran, penulis Tashil al-Tadaabir, Ahmed bin Ibrahim, mengatakan, ia menempuh pendidikan di madrasah ini selama 15 tahun. Setelah lulus, dia kemudian menjalani profesi sebagai dokter di istana. Dari penjelasannya dapat dipahami bahwa proses pendidikan di sekolah ini memakan waktu yang sangat panjang.
Abbé Toderini yang pernah tinggal di Istanbul antara 1781 dan 1786 memberikan informasi mengenai metode pengajaran di sekolah kedokteran ini dalam salah satu bab bukunya yang terkenal, “De La Littérature Des Turcs” (Literatur tentang Orang-Orang Turki). Menurut dia, dosen kedokteran Turki mengajar mata kuliah patologi umum dan bedah di sekolah ini selama empat hari dalam sepekan.
"Selain mahasiswa kedokteran, perkuliahan terbuka bagi siapa saja yang berminat untuk mengikuti materi yang disampaikan dosen. Bahkan, kalangan asing, seperti orang-orang Eropa sekalipun, juga diperbolehkan menghadiri perkuliahan. Tidak ada penghalang bagi mereka," ujar Toderini.
Seorang dokter berkebangsaan Eropa, Ubezio, mengaku sudah berkali-kali mengikuti kuliah di Sulaimaniyah meskipun hanya sebagai pendengar. Menurut dia, metode pengajaran di madrasah ini, antara lain, terdiri atas membaca buku-buku kedokteran, mempelajari penyakit melalui pengamatan klinis, serta mempelajari manfaat obat-obatan dari pengetahuan dan saran dokter.
Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah beroperasi selama sekitar tiga abad dan merupakan lembaga pendidikan yang mencetak tenaga dokter untuk hampir semua lembaga medis yang ada di Kesultanan Utsmaniyah. Sebagian besar dari mereka bekerja di Rumah Sakit Fatih di Istanbul.
Beberapa mahasiswa atau lulusan madrasah ini, seperti Osman Saib Efendi, Abdulhak Molla, dan Mustafa Behçet Efendi, tercatat namanya sebagai pelopor modernisasi pendidikan kedokteran di Turki. Mereka adalah pendiri sekaligus guru di sekolah kedokteran modern yang didirikan di Istanbul pada 1827.
Selepas Perang Dunia I, Madrasah Kedokteran Sulaimaniyah dilebur ke dalam badan yang disebut Daru'l-hilafeti'l-aliyye Medresesi. Menurut rencana awalnya, badan ini bertugas menghimpun semua madrasah di Istanbul di bawah satu atap. Praktis, sejak saat itu sekolah kedokteran ini tak lagi dipakai sebagai tempat perkuliahan.
Bangunan sekolah ini mulai mengalami restorasi pada 1914. Empat tahun setelahnya, madrasah ini sempat pula difungsikan sebagai tempat penampungan orang-orang yang kehilangan rumah karena kebakaran yang melanda selama perang. Sejak 1946, setelah melalui pemugaran penuh, gedung ini akhirnya digunakan sebagai klinik bersalin yang diberi nama Süleymaniye Dogum ve Cocuk Bakimevi.