Senin 17 Dec 2018 15:36 WIB

Baznas Kembangkan Lumbung Padi Organik di Sukabumi

Baznas mengembangkan lumbung pangan dengan mengedepankan proses ramah lingkungan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Buruh tani menanam padi organik varietas sintanur di Kampung Lakob, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara?Agus Bebeng
Buruh tani menanam padi organik varietas sintanur di Kampung Lakob, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membuat dan mengembangkan lumbung pangan di Desa Cibatu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Baznas juga mendorong para petani untuk menanam padi organik.

Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru mengatakan, Kabupaten Sukabumi dipilih sebagai model lumbung pangan Baznas. Sebab Sukabumi merupakan salah satu wilayah lumbung padi Jawa Barat setelah Indramayu dan Subang.

"Terdapat 30 orang kelompok petani di Desa Cibatu yang mendapat pendampingan Baznas dalam penanaman dan pengolahan padi dengan cara organik," kata Randi kepada Republika.co.id, Senin (17/12).

Ia menerangkan, Baznas mengembangkan lumbung pangan dengan mengedepankan proses ramah lingkungan. Menggunakan konsep pertanian berkelanjutan yang disebut System of Rice Intensification (SRI) organik.

Sebelumnya, Baznas memberikan pelatihan-pelatihan kepada para petani. Supaya mereka tahu cara bertani organik. Sementara itu, untuk pendampingan petani di lapangan dilakukan oleh Yayasan Indonesia Organik Center (IOC). Baznas bekerja sama dengan Yayasan IOC.

"Selama ini aktivitas para petani masih bersifat konvensional dengan memanfaatkan pupuk dan pestisida kimia untuk mempercepat pertumbuhan, namun sebenarnya dapat mempercepat kerusakan lahan," ujarnya.

Randi menegaskan, pelatihan yang diberikan kepada petani berupa teknis budi daya, pembuatan pupuk organik, pembuatan pestisida nabati dan teknik bercocok tanam yang sesuai standar SRI organik.

 

Ia menyampaikan, dengan menerapkan pertanian organik, beras yang dihasilkan tanpa penggunaan pestisida atau bahan kimia. Sehingga beras yang dihasilkan lebih sehat dan berkualitas.

"Rata-rata pendapatan para petani dari jumlah keseluruhan sebelum dibantu Baznas sebesar Rp 1.378.000, yang masih di bawah standar minimum daerah. Dengan pelaksanaan pertanian organik diharapkan pada musim tanam ketiga ada peningkatan penghasilan rata-rata petani menjadi sebesar Rp 3.043.000,"  ujarnya.

Baznas juga melakukan pendampingan pada proses pemasaran hasil panen para petani. Baznas sudah bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi untuk pengadaan beras program Beras Sukabumiku. Selama program berjalan, Baznas akan melakukan pendampingan secara intensif selama minimal dua tahun.

Pendamping di tempatkan di lokasi program untuk membaur. Pendamping akan menjadi motivator, fasilitator dan mediator untuk mengembangkan masyarakat dalam hal teknis bertani, kelembagaan, organisasi, mental spiritual dan pengembangan agribisnis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement