REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pondok Pesantren Hilal Bogor, salah satu mahad pencetak imam masjid untuk Indonesia. Pesantren ini menjadikan program mencetak imam masjid salah satu program utamanya dari tiga program yang diadakan Yayasan Hilal.
Pondok pesantren ini diresmikan pada 22 Mei 2011. Menurut Agus Munoro, selaku Ketua Pengelola pondok Pesantren Hilal Bogor, pendirian pesantren ini merupakan wujud dari tiga program yakni pemberdayaan ekonomi, program kesehatan, dan program pendidikan. Berdasar program pendidikan inilah pondok pesantren Hilal bogor berdiri.
“Yayasan Hilal ini awalnya itu punya tiga program. Pertama pemberdayaan ekonomi, kita memberi bantuan ekonomi mikro, bantuan modal untuk orang yang tidak mampu. Kedua, kita bikin program kesehatan, gratis bagi yang tidak mampu, dan yang ketiga adalah pendidikan, untuk program pendidikan itulah kita mendirikan pesantren Hilal Bogor,” ungkap Agus, saat ditemui Republika.co.id di Pesantren Hilal, Bogor, Senin (10/12).
Agus mengatakan, alasan pesantren memilih bidang pencetak imam masjid karena imam masjid sangatlah dibutuhkan di Indonesia. Dia pun mengaku, imam masjid yang dicetak oleh Pesantren Hilal mempunyai kualifikasi tertentu.
“Imam masjid yang kita cetak ini mempunyai kualifikasi setidaknya ada empat. Yang pertama harus mampu jadi imam shalat, maka dia harus hapal Alquran, dan suaranya cukup bagus," ujar Agus.
Kualifikasi kedua, yakni punya kemampuan berceramah dan bisa memberikan khutbah kepada para jamaah. Karena itu mereka harus punya kemampuan public speaking. Ketiga, adalah kemampuan manajeman masjid. "Imam masjid kita ini disebut direktur masjid sebenarnya, sebagai pelaksana harian masjid. Kemudian yang keempat kalau ada tambahan itu untuk pemberdayaan masjid, bagaimana memakmurkan masjid,” ujar Agus.
Agus menganggap, empat kriteria yang ditetapkan pada Pesantren Hilal Bogor ini cukup berat. Karena itu Agus mengatakan, calon santri yang ingin menjadi santri di pesantren ini harus lulusan SMA. Mereka kemudian di didik tiga sampai empat tahun kemudian baru bisa punya empat kualifikasi yang ditetapkan di pesantren ini.
Kualifikasi ini sangat dibutuhkan di masyarakat karena masjid di Indonesia, sesuai data DMI yang diterima Agus ada sekitar 700 ribu sampai 800 ribu masjid di Indonesia. Agus berharap dengan adanya pondok pesantren ini menjadi langkah kecil yang dapat ditindak lanjuti pemerintah jika memang dirasa sebagai langkah yang strategis.
Menurutnya, pemerintah bisa mengadopsi kehadiran pesantren-pesantren pencetak imam masjid lainnya di tiap daerah. Agus pun menjelaskan, masjid merupakan organisasi yang paling mengakar di setiap masyarakat, karena hampir di setiap RT atau RW ada masjid.
Agus menjelaskan upaya yang dilakukan Pesantren Hilal untuk menghasilkan calon imam masjid yakni dengan penggratisan biaya para santri. Pihaknya juga memberikan materi-materi yang dapat menghasilkan imam masjid berkualifikasi, seperti materi tahfiz sebagai materi awal.
Latihan berbicara di depan umum juga diberikan. Latihan iti dilakukan para santri setiap usai shalat fardhu untuk bergantian memberi kultum di depan jamaah masjid. Mereka juga dibekali materi bahasa arab, ushul fiqh, serta wawasan keislaman yang berguna untuk menumbuhkan sikap toleransi pada diri santri saat ada di lingkungan masyarakat.
Agus menyampaikan, program-program lainnya yang ada di pesantren ini yakni adanya program persiapan para santri yang masih atau lulusan SD atau SMP. “Kelas persiapan ini sebelum masuk pogram imam masjid, ikut program tahfiz saja dulu khusus hanya menghapal Alquran," ungkapnya.
Selain itu Agus pun mengatakan ada juga program khusnul khatimah. Program ini diperuntukkan bagi para santri yang sudah sepuh atau lanjut usia tapi ingin memperbaiki diri dengan ibadah. Mereka ini pun difasilitasi oleh Pesantren Hilal.
Agus mengatakan, Pesantren Gilal tidak mempunyai donator tetap. Hanya saja tiap bulannya ada saja pihak yang mendonasikan hartanya. Dia pun mengatakan, pihaknya dapat menerima infak dari para santri yang memang mempunyai kemampuan ekonomi.
Menurut agus, itu akan memberikan dua sisi kebaikan pada santri yang mampu dan berinfak. “Akan ada dua sisi kebaikan bagi yang belajar dan berinfak itu bisa didapat,” tambahnya.
Pesantren yang saat ini santrinya berjumlah 40 orang. Pesantren ini Mempunyai keunikan pada lingkungannya yang rimbun dengan berbagai macam jenis pepohonan itu. Karena suasana yang ribun ini, sehingga Pemprov Jawa Barat memberikan predikat ecopesantren terhadap pesantren ini.
Agus juga mengatakan pesantren ini mempunyai peran dan manfaat pada lingkungan masyarakat sekitar. Dia mengaku, fasilitas pesantren bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti fasilitas pengajian ibu-ibu warga sekitar pesantren. Fasilitas lain seperi lapangan bulu tangkis serta pelayanan klinik juga terbuka bagi warga sekitar.