Sabtu 08 Dec 2018 08:26 WIB

Suci dengan Thaharah

Bersih lebih bersifat fisik, sementara suci lebih dekat dengan spiritual.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Bersuci/ilustrasi
Foto:

Pembersihan ini bisa dilakukan dengan tobat yang sebenar-benarnya dari segala macam dosa dan kemaksiatan. Thaharah ini merupakan sebagian dari iman. Sementara, thaharah lainnya ada lah thaharah fisik atau lahir.

Thaharah fisik artinya bersuci dari berbagai hadas dan najis. Nabi SAW bersabda, "Bersuci itu sebagian dari iman." Thaharah kedua ini dilakukan dengan cara yang disyariatkan oleh Allah Taa la. Caranya ada tiga, yakni wudhu, mandi, dan tayamum ketika tidak ada air. Najis dari pakaian, badan dan tempat shalat juga harus dihilangkan.

Thaharah fisik dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan air. Setiap air yang turun dari langit atau keluar dari perut bumi adalah dalam posisi dasar penciptaannya. Dapat menyucikan, yakni dari hadas dan kotoran, meski telah mengalami perubahan rasa atau warna atau baunya oleh sesuatu yang bersih. "Sesungguhnya air itu dapat menyucikan yang tidak bisa dibuat najis oleh sesuatu."

Di antara jenis-jenis air tersebut adalah air hujan, air dari sum ber mata air, air sumur, air sungai, air lembah, air salju yang mencair, dan air laut. Untuk yang terakhir, Rasulullah SAW pun bersabda, "Laut itu airnya bisa menyucikan dan bangkainya pun halal." Jika air itu berubah warna, rasa atau baunya yang disebab kan oleh suatu najis, air itu men jadi najis yang harus dihindari menurut ijma ulama.

Kedua, thaharah dengan debu yang suci. Thaharah ini merupakan thaharah pengganti dari air. Jika seorang tidak memung kinkan bersuci dengan menggunakan air pada bagian-bagian yang harus disucikan dengan alasan ketiadaan air, takut bahaya yang diakibatkan oleh air (aki bat demam atau sakit) dapat di ganti kan oleh debu yang suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement