Rabu 05 Dec 2018 17:07 WIB

Cara Rasulullah Memuliakan Tamu

Rasulullah SAW benar-benar tulus menyambut tamu dan memuliakannya.

Ilustrasi silaturahim
Foto:

Tak jarang justru di antara kita kerap menyuguhkan senyum ketus atau muka masam alih-alih menyajikan hidangan. Sambutan yang kurang enak tersebut bisa jadi berujung pada putusnya silaturahim karena sang tamu merasa tidak disambut.

Sambutan yang sangat hangat ini sudah dicontohkan oleh Baginda Nabi SAW. Rasulullah SAW begitu baik menerima tamunya. Beliau SAW benar-benar tulus menyambut tamu dan memuliakannya.

Suatu ketika, Rasulullah SAW kedatangan utusan dari Bani Abdul Qais. Beliau SAW bersabda kepada para utusan, "Selamat datang para utusan, yang datang tanpa akan kecewa dan tidak akan menyesal." (HR  Bukhari dan Muslim).

Saat menyambut kerabat kelaurga pun, Rasulullah SAW begitu ceria. Suatu kali, putri kandungnya, Fatimah, datang mengunjungi Beliau SAW. Nabi pun bersabda, "Selamat datang wahai putriku." (HR Bukhari dan  Muslim).

Kita kadang lupa dengan kaidah ini. Sering saat anak-anak kita pulang atau datang mengunjungi, tak ada sapaan selamat datang. Seolah pulang ke rumah adalah sebuah kejadian yang biasa yang tak perlu diagung-agungkan.

Jika kita melakukan sapaan yang hangat kepada tamu atau keluarga yang datang, minimal kita mendapat dua hal. Pertama, sang tamu merasa dihormati. Kedua, ada nilai pahala dalam sunah yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Selanjutnya, tempatkanlah tamu kita dalam sebuah tempat yang layak bagi mereka. Jika memang tak ada perabot mewah, tak perlu dipaksakan untuk diadakan. Cukup dengan memberikan fasilitas dengan apa yang  kita miliki.

Usahakan tempat duduk yang nyaman bagi sang tamu. Jangan sampai auratnya tersingkap karena tidak adanya tempat duduk yang baik. Lalu muliakan tamu dengan menempatkannya di tempat yang tak tercium aroma yang kurang baik.

Menghidangkan makanan atau minuman adalah bagian dari adab memuliakan tamu. Sekali lagi tak perlu memaksakan diri dengan membeli makanan dan minuman di luar kemamapuan kita bahkan sampai berhutang.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement