Rabu 05 Dec 2018 17:07 WIB

Cara Rasulullah Memuliakan Tamu

Rasulullah SAW benar-benar tulus menyambut tamu dan memuliakannya.

Ilustrasi silaturahim
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi silaturahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa agungnya agama ini. Seluruh sendi dalam kehidupan mendapat porsi perhatian. Ibaratnya, saat kita membuka mata dari lelapnya tidur, ada Islam hadir memberikan tuntunan.

Berturut dari masalah keseharian hingga menentukan bagaimana hukum saat berperang diatur oleh agama ini. Satu hal yang terlihat remeh, tapi memiliki kaidah tuntunan yang mulia dalam Islam adalah menerima tamu.

Menerima tamu tak sekadar menerima orang yang datang ke rumah, membukakan pintu, bercanda ria, lalu menyaksikan punggungnya keluar dari pintu. Atau, bahkan sama sekali tak menjawab salam dan membukakan pintu meski sang tamu memiliki hajat yang besar dengan kita.

Islam sudah mengatur adab dan tuntunan bagaimana seseorang memperlakukan tamunya. Islam sangat memuliakan seorang tamu. Hendaknya seseorang yang kedatangan tamu menerima tamu dengan niat yang benar.

Menerima tamu tak sekadar aspek sosial, tapi ada dimensi pahala di dalamnya. Menerima tamu sama artinya dengan menyambung silaturahim.

Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadis qudsi, "Sesungguhnya, rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, 'Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu Aku memutusnya.'" (HR  Bukhari).

Tuan rumah hendaknya menerima tamu dengan baik, dengan wajah senyum dan ceria. Tuan rumah dianjurkan untuk mengucapkan selamat dayang kepada tamunya.

Sambutan yang sangat hangat ini akan melapangkan hati sang tamu dan membuat kedudukannya terhormat di sisi tuan rumah.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement