Selasa 04 Dec 2018 23:59 WIB

Forum Zakat Dunia Teguhkan Sinergi Filantropi Global

Gerakan zakat global dapat mengambil peran mendistribusikan manfaat secara lebih luas

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Rumah Lansia Program Rumah Zakat.
Foto: Rumah Zakat
Rumah Lansia Program Rumah Zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Forum Zakat Dunia atau World Zakat Forum (WZF) akan menggelar International Conference 2018 yang digelar di Melaka, Malaysia pada 5-6 Desember 2018.

Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Arifin Purwakananta mengatakan kegiatan yang akan dihadiri 25 negara Islam dan 300 peserta forum tersebut mengangkat tema Pengembangan Kerja Sama Gerakan Zakat Dunia untuk Kesejahteraan Umat. 

“Berharap mendorong dakwah zakat bisa tersebar di seluruh dunia, menjadi dakwah kebajikan umat manusia karena zakat mengajarkan masyarakat berbagi kepada yang kurang beruntung serta mengetaskan kemiskinan,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/12). 

Menurut dia, ada beberapa narasumber dari Indonesia yang hadir dalam kegiatan tersebut, salah satunya Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Nantinya, akan mengisi planning reaction high level discussion. 

“Baznas berharap WZF menjadi ajang bagi gerakan zakat dunia untuk berbagi data dan best practise utk pengembangan zakat di Tanah Air. Dari Indonesia turut menjadi penyelenggara adalah BAZNAS, Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat,” ucapnya. 

Sekretaris Jenderal WZF Bambang Sudibyo mengatakan, gerakan zakat global dapat mengambil peran penting dengan mendistribusikan dan memberikan bantuan bagi mereka yang kurang mampu baik secara finansial maupun non-finansial. 

Dia menyebutkan, dunia Islam akhir-akhir ini menghadapi masalah kompleks serta tantangan yang datang dari internal dan eksternal seperti stigma dan stereotip negatif mengenai berbagai masalah menyebabkan muslim menjadi korban diskriminasi dan tekanan. 

“Dari internal, di antara sesama Muslim, banyak yang minim kepedulian kepada Muslim yang kurang mampu," katanya. 

Fakta yang terjadi, kata dia, kemiskinan di dunia ditemukan di banyak negara-negara muslim. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung melemahkan posisi dunia Muslim. Hal ini diperburuk dengan keterbelakangan di sektor pendidikan, sains dan teknologi, ditambah kapasitas sumber daya manusia yang lebih lemah. 

"Sebagai bagian untuk menjawab berbagai masalah tersebut, kehadiran zakat seharusnya dapat menjadi modal strategis bagi dunia Islam untuk melepaskan diri dari ketergantungan jangka panjang dari negara-negara barat atau dari belahan bumi utara yang menjadi perpanjangan tangan kolonialisasi wajah baru," katanya. 

Menurut dia, kebangkitan dunia Muslim harus dimulai dari keberhasilan menyelesaikan masalah umat secara mandiri, mandiri di antara dunia muslim sendiri dengan cara memperkuat peran zakat sebagai 'senjata sosial-ekonomi' untuk digunakan dalam menghadapi kapitalisme dan liberalisme. 

Penggunaan zakat, kata dia, harus memiliki arti strategis untuk memperkuat ukhuwah (persaudaraan), kolaborasi, dan solidaritas di antara bangsa-bangsa mjslim untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, gerakan zakat global juga dapat mendukung pengembangan aspek dasar manusia, seperti sektor kesehatan dan pendidikan. 

Berbagai tema akan dibahas, seperti Kerangka Peraturan dan Kelembagaan Zakat, Tujuan Zakat dan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Penilaian dan Pengukuran Sistem Zakat, Masalah Fiqh-zakat kontemporer dan kerja sama zakat antarnegara.

Acara ini akan dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Agama Malaysia Mujahid Yusof Rawa serta 31 pembicara dari 16 negara seperti Inggris, India, Nigeria, Bosnia-Herzegovina, dan Afrika Selatan. Para pegiat zakat dunia ini akan memberikan materi di depan 300 peserta dari berbagai negara.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement