REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Burdah bin Musa al-Asyari meriwayatkan, ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepadanya, "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."
Kisah ini berawal dari jazirah Arab. Abu Musa al-Asyari sendiri adalah orang kepercayaan dan kesayangan Rasulullah SAW dan para khalifah serta sahabat-sahabatnya. Ketika Rasulullah masih hidup, Abu Musa diangkat bersama Mu'adz bin Jabal sebagai penguasa di Yaman. Dan setelah Rasulullah wafat, ia kembali ke Madinah untuk memikul tanggung jawab dalam jihad besar yang sedang dijalani oleh tentara Islam melawan Persia dan Romawi.
Pada pemerintahan Umar bin al-Khathab, ia diangkat sebagai gubernur di Bashrah. Sedangkan Khalifah Usman bin Affan menunjuknya sebagai gubernur di Kufah. Semasa hidupnya, ia mengenal seorang laki-laki yang sangat tekun beribadah. Selama tujuh puluh tahun laki-laki itu selalu beribadah di jalan Allah. Tak pernah pula ia meninggalkan tempat ibadah. Hari-harinya dihabiskan untuk mengabdi kepada Allah di tempat ibadah itu karena ia memang tinggal dan menjaganya.
Hingga suatu hari datanglah godaan pada laki-laki tersebut. Ia digoda oleh seorang wanita. Ia masuk dalam jebakan dosa dari wanita tersebut. Selama tujuh hari ia bergelimang dalam dosa melakukan perzinahan. Ia tak punya hubungan apa-apa dengan wanita penggoda tersebut, tetapi melakukan hubungan suami-istri dengan wanita itu.
Tak lama kemudian ia pun tersadar akan dosa-dosanya. Ia pergi meninggalkan sang wanita, dan kembali bertaubat. Namun, untuk kembali pada rumah ibadah yang selama ini dijaganya, ia tak sanggup. Ia bertaubat, kembali beribadah di jalan Allah, tetapi ia merasa tak pantas lagi berada di tempat tersebut.