REPUBLIKA.CO.ID, Bahasa Arab saat ini, banyak terkontaminasi dengan berbagai serapan bahasa-bahasa asing. Tak hanya itu, sebagian besar masyarakat Arab lebih memilih menggunakan bahasa ‘amiyah’ atau bahasa dialek pasaran untuk komunikasi sehari-hari.
Tetapi, hingga abad ke-18, ternyata ada satu kota di Yaman yang masih mempertahankan kemurnian bahasa mereka. Kota manakah yang dimaksud?
Kota tersebut adalah Kota Zabid, yang terletak di Provinsi al-Hadidah, Yaman. Fakta tersebut diungkapkan oleh salah satu putra asli al-Hadidah, Murtadha az-Zabidi (w 1790). Dia adalah pakar bahasa Arab, pengarang kamus bahasa Arab tersohor yaitu Taj al-Arus fi Jawahir al-Qamus.
Pernyataan itu terungkap saat az-Zabidi menguraikan makna kalimat ‘Akad. Akad adalah, perbukitan di Yaman, dekat Zabid, yang dijaga Allah dan seluruh negara Islam, penduduknya hingga sekarang (masa az-Zabidi) masih mempertahankan bahasa Arab murni. Orang asing tak boleh menetap di wilayah ini lebih dari tiga hari khawatir atas dialek Arab murni mereka terkontaminasi.
Alarabiya, menelusuri apakah tradisi tersebut masih dipertahankan hingga era sekarang? Ternyata sudah tidak lagi. Bahwa memang, warga Zabid masih menggunakan beberapa diksi Arab yang langka dan murni, tetapi secara umum, dialek mereka sudah tercampur dengan dialek lain.
Kota Zabid termasuk kota yang dilindungi dan masuk daftar kota yang terancam punah menurut UNESCO pada 2001 lalu.
Yaman memang mencetak banyak pakar bahasa Arab. Az-Zabidi bukan satu-satunya pakar bahasa Arab dari Yaman, adalagi yang tak kelah terkenal yaitu al-Fairuzabadi. Al-Fairuzabadi adalah inspirasi utama az-Zabidi dalam menulis kamus. Karya al-Fairuzabadi yang terkenal adalah al-Qamus al-Muhith.