Jumat 30 Nov 2018 15:30 WIB

Muslim Mozambik Fokus Persatuan dan Persaudaraan

Islam telah mengalami perkembangan yang signifikan.

Muslim Mozambik
Foto: Wikipedia
Muslim Mozambik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam adalah agama terbesar kedua di Mozambik. Menurut laman africa.com, Islam telah mengalami perkembangan yang signifikan. Populasi Muslim telah mencapai 27,8 persen dari total populasi. Katolik Roma adalah agama terbesar dengan jumlah pemeluk mencapai 32,8 persen dari total populasi. Penganut Protestan jumlahnya mencapai 17,5 persen, sedangkan ateis hanya 5,1 persen.

Muslim Mozambik terdiri atas keturunan penduduk Asia Selatan serta sejumlah kecil imigran dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Mayoritas utama merupakan Muslim Sunni. Sedangkan, kelompok etnis Macua diperkirakan mencapai empat juta jiwa dan mendominasi penduduk di bagian selatan negara itu.

Baca: Islam Bersemi di Bumi Mozambik

Belajar dari keterpurukannya pada masa lalu, Muslim Mozambik memfokuskan diri pada persatuan dan persaudaraan. George O Ndege (2007) dalam Culture and Customs in Mozambik menyebutkan, mereka tampil sebagai sekte yang tidak monolitik. Hal itu mereka tunjukkan dengan menjadi bagian dari bermacam organisasi persaudaraan yang dikenal dengan 'tariqa.'

Dua tariqa utama di antaranya dari golongan Sufi, yakni Shadhiliyyah dan Qadiriyyah yang muncul di Mozambik pada awal abad ke-20. Keduanya tertanam kuat di Pulau Mozambik (sebuah pulau di utara Mozambik) dan selanjutnya menjadi poin ekspansi ke wilayah-wilayah dan komunitas di sekitarnya.

Ada pula dua organisasi nasional, yakni Conselho Islamico de Mocambique (beranggotakan para reformis Islam) dan Congresso Islamico de Mocambique (pro-Sufi). Komunitas-komunitas Ismaili dan Syiah di luar itu juga menjadi asosiasi Indo-Pakistan yang penting di negara tersebut.

Baca juga: Periode Sejarah Islam di Mozambik

Sebagai bukti tumbuhnya kepercayaan Muslim kala itu, pada kurun waktu yang sangat awal pada abad yang sama telah terdapat 15 masjid dan 10 sekolah Alquran di kawasan Angoche. George O Ndege menulis, kebanyakan dari mereka yang masuk Islam konon telah mengetahui bagaimana menulis bahasa mereka dengan aksara Arab.

Peran anggota Qadiriyyah di Pulau Mozambik menjadikan pulau tersebut pusat kebangkitan intelektual Islam. Kemajuan itu menandai perkembangan di pantai timur Afrika sepanjang awal abad 20. Dari sana, lahir banyak tokoh berpendidikan Muslim yang sangat membantu penyebaran cabang-cabang Qadiriyyah ke Malawi, Zanzibar, dan Kepulauan Komoro. Dan, sebagai imbalan, Pulau Mozambik menerima banyak ulama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement