Kamis 29 Nov 2018 06:06 WIB

Kisah Khalifah Umar dan Dua Pemuda

Sesama umat Islam memang sudah selayaknya saling memaafkan.

Takwa (ilustrasi).
Foto:

Mendengar permintaan dari pemuda yang terikat tangannya itu, salah seorang di antara pemuda itu berkata. "Tidak, hal itu tidaklah penting. Kamu beruntung kami tidak melakukan balas dendam padahal ayah kami telah engkau bunuh. Kami justru membawamu kepada Khalifah Umar," kata kedua lelaki itu dengan tinggi dan menyelak.

Kondisi mulai tegang dan Umar pun segera menenangkan mereka yang saling beradu pendapat. Umar kemudian meminta mereka untuk tidak emosi dalam memberi penjelasan. "Lebih baik kalian berdua diam terlebih dahulu. Aku ingin mendengar cerita tentang kejadian sebenarnya," kata Umar mulai membuka penyelesaian perkara.

Pemuda yang terikat tangannya segera bercerita. Sebelum tiba di sini, ia sedang menaiki seekor unta untuk pergi ke satu tempat. Karena terlalu letih, pemuda yang terikat itu tertidur. Namun, ketika terbangun, ia mendapati untanya telah hilang. "Lalu saya segera mencarinya," katanya.

Tak jauh dari lokasi dia tertidur, pemuda itu melihat untanya sedang asyik memakan tanaman di sebuah kebun. "Lalu saya berusaha menghalaunya, tetapi unta itu tidak juga berpindah dari tempat dia berhenti." 

Tak lama kemudian, datanglah seseorang dan terus melempar batu ke arah untanya. Lemparan itu tepat ke arah kepala untanya. "Maka unta saya seketika itu juga mati," kata pemuda itu.

Pemuda itu mengakui, setelah melihat untanya mati akibat lemparan batu tersebut, ia marah dan kesal. "Lalu saya mengambil batu dan melempar batu tersebut ke arah orang yang melempari untaku itu." Tak disangka, batu itu mengenai kepalanya hingga lelaki itu jatuh tersungkur dan meninggal. "Sebenarnya saya tidak berniat untuk membunuhnya," kata pemuda itu kepada Umar.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement