Ahad 25 Nov 2018 10:41 WIB

Jaihan Sungai yang Mengalir dari Surga

Sungai Jaihan dikenal pula dengan nama Amu Darya.

Arus sungai. (Ilustrasi)
Foto:

Seluruh airnya berasal dari pegunungan tinggi dengan curah hujan sekitar 1.000 mm per tahun. Meskipun berasal dari sumber air berskala besar, penguapan musim panas menyebabkan tidak semua air yang mengalir di sungai itu mencapai Laut Aral.

Salah satu sumber mata air Sungai Amu Darya atau Jiahan adalah Sungai Pamir yang bersumber dari Danau Zorkul atau juga dikenal dengan Danau Victoria di Pegunungan Pamir. Sungai itu bergabung dengan Sungai Wakhan yang merupakan perpanjangan dari Sungai Panj.

Sejarah mencatat pada periode-periode yang berbeda, sungai ini mengalir ke Laut Aral, Laut Kaspia, atau keduanya sama seperti Syr Darya. Pada zaman dahulu, sungai ini dikenal dengan nama Vaksu di kalangan orang-orang Indo-Arya.

Dalam sejarah Afghanistan kuno, sungai ini disebut Sungan Gozan. Pada periode Sassaniyah di Persia Tengah, sungai ini dikenal sebagai Sungai Wehrod, yang secara literatur berarti sungai baik.

Nama Amu berasal dari sebuah Kota Amul (kini dikenal dengan Turkmenabat) dan Darya berarti sungai dalam bahasa Persia. Pada masa kuno, sungai yang disebut Oxus itu menjadi garis pembatas antara Iran dan Turan. Drainase sungai tersebut terletak di antara kekaisaran kuno Genghis Khan dan Alexander Agung, meskipun mereka hidup di waktu yang berbeda.

Aliran Sungai Amu Darya atau Jaihan diperkirakan menyeberangi Gurun Karakum dan telah menghilang seiring dengan perubahan yang terjadi selama beberapa ratus tahun. Dari abad ke-13 hingga akhir abad ke-16, sungai ini berhenti mengalir baik menuju Laut Aral maupun Kaspia, tetapi ke cabang terakhir yang disebut Sungai Uzboy.

Sungai ini membelah diri dari aliran utamanya di sebelah selatan Delta Amu Darya. Kadang-kadang alirannya membelah menjadi dua dan kebanyakan cabang ini mengalir ke barat arah Kaspia.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement