Ahad 25 Nov 2018 08:13 WIB

Rahasia Zakat

Zakat yang kerap dibaca beriringan dengan kata shalat ini punya untaian rahasia.

Zakat
Foto:

Sang imam memisahkan tiga golongan untuk menjelaskan rahasia zakat. Golongan pertama, yakni golongan yang bertauhid setulus-tulusnya. Mereka melepaskan semua harta sehingga tak menyisakan dinar dan dirham dalam pundi-pundinya. Abu Ba kar RA masuk dalam golongan ini ketika dia menyerahkan semua hartanya kepada Rasulullah SAW demi perjuangan di jalan Allah SWT.

Golongan yang derajatnya lebih rendah adalah mereka yang menahan harta dengan menantikan waktu-waktu yang dibutuhkan. Maksud mereka menyimpan harta adalah membelanjakan sesuai dengan kadar kebutuhan tanpa tujuan untuk bersenangsenang. Mereka pun menyalurkan harta yang melebihi kadar kebutuhan ke berbagai jalan kebaikan. Mereka tidak membatasi pengorbanan harta pada zakat sema ta.

Sejumlah tabiin, bahkan berpendapat bahwa dalam harta terdapat hak selain zakat. "Dan (orang mukmin) memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat?" (QS al-Baqarah [2] ayat 177).

Selain itu, mereka juga mendasarkan perbuatannya dengan dalil, "Dan (orang-orang yang ber iman) menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka" (QS al- Baqarah [2]: 3). Makna dari ayatayat di atas adalah harta yang di da patkan termasuk hak Muslim terhadap Muslim lainnya. Orang yang diberi kemudahan, ketika mendapati orang yang membu tuh kan, wajib memenuhi kebutuhan orang itu dari harta bukan zakat.

Golongan ketiga adalah orang yang mencukupkan diri dengan menunaikan kewajiban zakat. Mereka tidak mengeluarkan lebih dan tidak juga kurang. Inilah derajat terendah dari orang-orang yang mengeluarkan zakat.

Banyak orang membatasi diri pada tingkat ini karena kekirian mereka dengan harta, kecondongan mereka kepada dunia dan lemahnya kecintaan mereka kepada akhirat.

Imam Al Ghazali juga menjelaskan, pengertian lain dari zakat adalah penyucian diri dari sifat bakhil. Sifat ini amat buruk ka rena termasuk sifat-sifat yang mem binasakan. "Dan barang sia pa terjaga dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang yang berbahagia." (QS at-Taghabun: 16).

Sifat bakhil hanya akan hilang dengan membiasakan pengorbanan harta. Kecintaan sesuatu tidak akan terhapus kecuali mem biasakan jiwa untuk berpi sah kepadanya. Peran zakat di sini adalah sebagai penyuci bagi pelakunya.

Pengertian selanjutnya adalah mensyukuri nikmat. Allah SWT adalah pemilik nikmat pada diri dan harta hamba-Nya. Ibadah dengan badan merupakan syukur atas nikmat badan. Sementara ibadah dengan harta merupakan syukur atas nikmat harta. Betapa rendah orang yang melihat orang fakir yang rezekinya sedang disempitkan sementara dia tidak melaksanakan syukur kepada Allah untuk menjadikannya tidak perlu meminta-minta. Wallahu a'lam.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement