Kamis 22 Nov 2018 13:47 WIB

Kemenag Lakukan Pelatihan untuk Tangkal Penceramah Radikal

Pelatihan dinilai penting agar takmir masjid bisa menangkal penceramah radikal.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Oman Fathurrahman, Staf Ahli Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi
Foto: Twitter
Oman Fathurrahman, Staf Ahli Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi, Prof Oman Fathurrahman mengatakan, Kementerian Agama (Kemenat) saat ini telah melakukan pelatihan terhadap takmir masjid. Tujuannya agar bisa menangkal ajaran radikalisme. Pelatihan tersebut dinilai penting agar takmir masjid bisa menjaring penceramah yang menyampaikan paham radikal.

"Jadi yang kita lakukan adalah sekarang training terhadap takmir masjidnya. Ini problemnya yang di masjid-masjid itu kan penceramahnya. Isi cermahnya itu mengandung radikalisme," ujar Oman saat ditemui Republika.co.id usai memberikan sambutan mewakili Menteri Agama dalam kegiatan Regional Workshop di Jakarta, Rabu (22/11).

Baca Juga

Hal ini disampaikan Oman menanggapi adanya temuan Badan Intelejen Negara (BIN) yang mengungkapkan bahwa ada sekitar 50 penceramah yang terindikasi radikal. Data tersebut diungkap BIN setelah menindaklanjuti survei sebelumnya yang dilakukan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat Nahdatul Ulama (P3M NU).

Survei P3M tersebut sebelumnya mengungkapkan bahwa ada 41 masjid yang terpapar paham radikalisme. "Jadi yang kita sasar sekarang bagaimana takmirnya supaya punya literasi keagamaan. Ketika mengundang penceramahnya jangan yang mengundung provokasi radikal," ucap Oman.

Menurut dia, saat ini Kemenag tengah fokus memberikan pembinaan terhadap takmir masjid. Sementara, untuk pembinaan penceramahnya sendiri telah dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam. "Kalau penceramahnya kan ada domain MUI, ada domain Ormas. Kemenag tidak pada level itu," kata Oman.

Dia menambahkan, untuk menangkal radikalisme dan ekstremisme di Indonesia Kemenag sudah memiliki visi utama, yaitu untuk menyampaikan moderasi agama atau wasathiyah. Dengan visi itu, kata dia, Kemenag ingin selalu mendorong agar umat Islam selalu berada di tengah-tengah.

"Kita mendorong sikap-sikap untuk selalu berada di tengah-tengah di antara kutub-kutub ektrem dalam beragama. Itu saya kira visi dari Kementerian agama, khususnya Pak Menteri Lukman Hakim Saifuddin," jelasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement